Mohon tunggu...
Togar Sianturi
Togar Sianturi Mohon Tunggu... Lainnya - Direktur

SolusiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Yahudi Sejati

9 Maret 2018   07:26 Diperbarui: 9 Maret 2018   17:09 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah tidak pernah menilai status lahiriah kita dalam perihal menjadi umatNya, Dia terutama menilai bagaimana hidup pribadi kita. Yohanes Pembaptis menegaskan agar orang-orang Yahudi jangan berbangga bahwa mereka adalah anak-anak Abraham secara lahiriah, darah Abraham memang mengalir dalam darah mereka namun Allah sanggup membuat anak-anak bagi Abraham dari batu-batu. Seseorang menjadi anak Abraham karena mewarisi iman Abraham, tanpa perduli dari suku bangsa mana pun orang itu. 

Demikian juga dengan perihal menjadi orang Yahudi, meski mereka selalu membanggakan keyahudian mereka, mereka berpegang bahwa Allah telah memilih mereka. Tetapi siapakah yang Allah anggap sebagai orang Yahudi sejati? Apakah karena mereka keturunan dari Yakub secara fisik?

Firman Allah menyatakan sebagai berikut, "Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah. Roma 2:28-29." 

Paulus adalah seorang Yahudi, ia menegaskan bahwa keyahudian bukanlah perkara lahiriah melainkan secara rohani. Demikian juga dengan kekristenan, Kristen sebenarnya bukan faktor keturunan secara biologis, tetap insitusi agama telah mengaburkan arti Kristen yang sejatinya.

Kita tidak menjadi Kristen karena orangtua kita beragama Kristen, tidak juga karena orangtua kita pendeta. Anak-anak yang belum bisa mengerti kekristenan dan belum bisa membuat komitmen mengikut Yesus, tidak bisa disebut sebagai Kristen. Kristen adalah mereka yang telah menyunatkan hati mereka, menginggalkan manusia lama lalu memberi diri dibaptis dalam penguburan Kristus, mereka menjadi ciptaan baru. Jadi tidak ada sedikitpun hal yang bisa kita banggakan dari perkara-perkara lahiriah kita, hanya hidup rohani yang membawa kita menjadi umat Allah, Kristen yang sebenarnya, seorang Yahudi sejati.

1. INI BUKAN HAL LAHIRIAH

Segala yang jasmaniah memang selalu lebih mudah daripada yang rohaniah, tetapi justru di situlah perbedaan Kristen sejati dari yang tidak. Dulu, sebelum hidup baru, semua saya nilai secara lahiriah, tetapi setelah hidup baru maka penilaian saya mesti dari hal-hal yang tidak kelihatan. Secara jasmani masih banyak orang yang datang ke tempat ibadah, masih melakukan tugas pelayanan, memberi untuk gereja tetapi apakah hatinya melekat pada Tuhan? Tuhan menilai hati yang melekat padaNya, Dia tidak melekat pada hal-hal lahiriah itu!

2. SUNAT DI DALAM HATI

Tuhan Yesus menegaskan bahwa dosa adalah sesuatu yang ada dalam hati kita, dari dalam hati kita meluap segala jenis dosa dan kejahatan. Namun hati yang sudah bersunat, yang sudah dipotong bagian nistanya adalah apa yang berkenan bagi Tuhan. Buanglah segala jenis kejahatan dari dalam hati kita, pastikan hati kita bersih dan suci sehingga menjadi persembahan yang berkenan kepada Tuhan.

3. PUJIAN DARI ALLAH

Manusia memuji banyak hal, tentunya terutama dari apa yang kelihatan. Karena yang kita dengar adalah pujian manusia, maka hati kitapun biasanya secara otomatis mencari pujian itu. Tetapi untuk apa pujian dari manusia jika tidak disukai Allah? Tidakkah kita lebing ingin pujian Allah dari Allah yang tidak kelihatan itu? FirmanNya membeberkan semua hal yang Dia suka, jika kita melakukannya maka Dia pun akan memuji kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun