"Seandainya anda meninggal dunia hari ini apakah anda yakin pasti masuk Surga? Seandainya anda meninggal dan Allah bertanya: "Mengapa Aku harus mengijinkan engkau masuk Surga-Ku?" Apa jawab anda...." Itu adalah dua pertanyaan yang diajar dalam satu pelatihan penginjilan kepada kaum awam untuk ditanyakan sebagai pembuka dalam pemberitaan Injil.Â
Terlepas dari pro kontra akan doktrin keselamatan yang diberikan dalam pelatihan seperti itu, tetapi semua orang perlu mempertimbangkan jawaban dari kedua pertanyaan tersebut dalam hidup masing-masing. Apakah sungguh-sungguh kita yakin akan keselamatan kita dan apakah dasar dari keyakinan kita itu? Itu adalah pertanyaan yang sangat esensial dan krusial bagi kita sebab hidup kekal itu sangat berharga dan kita tidak tahu kapan waktu hidup kita ini akan berakhir.
Beberapa waktu yang lalu seorang sahabat yang sangat terkenal dalam menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani, ia bahkan baru beberapa hari sebelumnya mengadakan check up kesehatan dan menerima hasil yang sangat baik, tiba-tiba saja meninggal karena serangan jantung di pagi hari ketika bersiap ke kantor.Â
Saya ngeri mendengarnya, kematian itu benar-benar tak terduga kedatangannya. Paulus kelihatannya cukup jelas mengetahui waktu untuknya seperti ia beberkan dalam Surat Timotius yang kedua ini. Tetapi meski kita tidak tahu kapan kita akan mati, yang penting adalah kita yakin akan bagaimana kita telah hidup di hadapan Tuhan, yakni benar sesuai dengan firmanNya. "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. 8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. 2 Timotius 4:7-8."
Paulus dengan penuh keyakinan dapat berkata bahwa ia telah menyelesaikan pertandingannya, ia tiba di garis finish dan telah memelihara imannya sehingga ia sangat yakin juga bahwa ia layak menerima mahkota kebenaran. Indahnya dalam pertandingan rohani ini adalah bahwa pemenangnya tidak hanya satu orang saja, tetapi semua orang yang mendaftar ke dalam pertandingan, bertanding dengan benar dan sampai ke garis akhir! Tak jarang saya bertemu orang yang sangat yakin bahwa ia selamat tetapi tak punya mampu menjelaskan dasarnya dari firman, itu hanyalah dorongan kesombongan yang buta. Mereka tidak pernah diajar atau belajar dengan baik akan topik keselamatan.
1. MAHKOTA ADALAH KASIH KARUNIA ALLAH
Meski Paulus sudah berkorban dan bekerja sangat keras untuk Kerajaan Allah, tetapi ia mengaku bahwa ia diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Itulah paham yang benar. Bukannya tidak berjuang apa-apa, hidup nyaman dan egois, menyembunyikan talenta, mengkompromikan dosa-dosa tetapi sanggup berkata "Saya 'kan diselamatkan oleh kasih karunia!"
2. MAHKOTA ADALAH UNTUK MEREKA YANG BERTANDING
Paulus melakukan semua bagiannya dengan sangat baik, saya sering merasa malu jika mempelajari tingkat pengorbanan Paulus, entah hanya berapa persen saya darinya. Ia menegaskan bahwa pikirannya sehari-hari adalah jemaat Tuhan, bukan tentang dirinya sendiri. Semangat penginjilannya tak pernah kendur, ia tahu Allahnya mau ia melakukan semua itu tetapi tetap saja ia tidak pernah memegahkan pekerjaannya. Alasannya pasti karena ia tahu bahwa ia hanyalah hamba yang tidak berguna yang hanya melakukan apa yang memang ia harus lakukan.
3. MAHKOTA ADALAH UNTUKÂ MEREKAYANG MENGAKHIRI DENGAN BAIK
Jam pertandingan semua orang juga pasti akan berakhir, tetapi apakah ia mengakhiri dengan baik atau ia ternyata telah berhenti sebelum pertandingannya berakhir adalah penentu untuk mahkota kebenaran itu. Jangan terlalu bermegah akan pencapaian di masa lalu, jangan hidup di hari kemarin, pertandingan kita adalah ke depan hingga garis finish. Selesaikan pertandingan kita!