Bali adalah Indonesia, dan Indonesia adalah Bali. Itulah salah satu icon pariwisata Indonesia  yang sudah sangat terkenal di dunia. Tapi kini kondisi Bali jauh berbeda dibandingkan sebelum terjadinya pandemi covid 19.  Pandemi yang terjadi sudah hampir 1 tahun lebih, memang telah mengubah tatanan kehidupan yang ada di dalam masyarakat. Â
Salah satu sektor yang terganggu adalah sektor pariwisata. Bali dengan sektor pariwisatanya seolah menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bagi masyarakatnya. Namun kini, Bali seolah "lumpuh" seolah perekonomian Bali yang di dukung oleh indutri pariwisatanya seolah diam tanpa adanya pergerakan yang cukup berarti.
Kondisi itulah yang pada akhirnya  turut pula dilihat dan dirasakan langsung oleh Advokat dan Pengamat Kebijakan Publik Togar Situmorang. Banyak  masyarakat yang berkecimpung langsung di industri  pariwisata saat ini gulung tikar dan banyak juga masyarakat yang di PHK. Itulah perspektif terkini yang di lihat oleh Togar Situmorang menyangkut kondisi terkini di  Bali.
Melihat kondisi tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves). Saat ini  tengah  mendorong program Work From Bali (WFB) bagi para pegawainya. Kemenko Marves bersama tujuh kementerian/lembaga di bawah koordinasinya, berencana untuk melakukan satu aksi yaitu bekerja dari Bali. Tujuannya adalah satu,  demi menyelamatkan perekonomian  Bali yang saat ini menjadi salah satu daerah yang paling terkena dampak oleh pandemi Covid-19.
Program "Work From Bali" atau bekerja dari Bali sendiri memang memiliki tujuan. Sebuah  kebijakan yang dirancang untuk tetap menjaga keseimbangan antara penanganan pandemi covid,  serta tetap menjaga pertumbuhan ekonomi yang ada di Bali dan sekitarnya. Terutama dalam rangka membantu membangkitkan kembali kinerja perekonomian Bali.
Pria yang akrab dipanggil Togar ini juga menyambut baik adanya inisiatif yang telah di canangkan oleh kementerian tersebut. Tentunya beliau yang notabene sebagai Advokat dan Pengamat kebijakan Publik secara langsung mendukung program WFB. Karena bukan saja secara langsung akan memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Bali, juga akan menghidupkan kembali sendi-sendi kehidupan di Bali yang sempat turun akibat pandemi covid19.
Namun dalam menjalankan aktivitas tersebut,  tetap ada catatan yang mesti menjadi perhatian.  Salah satunya adalah terkait Teori Cost dan Benefit yang akan di timbulkan. Jangan sampai,  alih-alih memulihkan dan menguntungkan Pariwisata. Tetapi justru malah menimbulkan  pemborosan serta potensi kerugian terkait Kesehatan,  karena penyebaran Covid 19 masih berkembang dengan bahaya mutasi virus yang dibawa wisatawan atau transmisi lokal ," ungkapnya.
Langkah terbaik yang mesti harus di jalankan semua pihak, lanjut Togar Situmorang, SH.,MH.,MAP.,C.Med.,CLA bahwa semua pihak tak berpolemik dengan adanya WFB yang saat ini sedang didorong oleh Kemenko Marves. Kenapa, karena kebijakan itu merupakan tren yang sudah dilakukan sejak lama. WFB sebenarnya sudah merupakan salah satu tren pariwisata ke Bali dari sebelum pandemi Covid-1. Tetapi memang selama ini tren tersebut belum dikelola dengan baik" begitu ucap Togar Situmorang.
Menurutnya, ada banyak faktor yang menyebabkan WFB sangat layak dilakukan. Salah satunya adalah posisi geografis Bali yang mudah dicapai. Terus kondisi demografi masyarakat Bali, yang aman, ramah dan adaptif. Dengan demikian, jika program tersebut dijalankan maka diharapkan  dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan juga menggairahkan kembali aktivitas perekonomian di Pulau Dewata yang saat ini  sedang terpuruk.
Togar Situmorang berpendapat, Â kebijakan Work From Bali adalah hal yang sangat melegakan khususnya bagi warga Bali dan industri pariwisata yang ada di Bali. Â Sehingga ke depannya aktivitas ini, dapat menumbuhkan semangat dan optimisme di dalam sektor pariwisata agar para pelaku usahanya juga tidak menjadi frustrasi.
Besar harapan kita bersama, dengan adanya program WFB ini terealisasikan, akan bisa berdampak positif bagi masyarakat Bali dan perekonomian bisa kembali pulih seperti sedia kala," tutup CEO & Founder Law Firm "TOGAR SITUMORANG" berkantor pusatnya di Jl. Tukad Citarum No.5 A, Renon, Denpasar Selatan dan Jl. Kemang Selatan Raya No.99, Gedung Piccadilly,Jakarta serta Jl. Pengalengan Raya No.355, Bandung, Jawa Barat.