SENJATA API DAN BALISTIK
Mengenali forensik balistik dan investigasi senjata api, ini sebenarnya berasal dari dua cabang fokus yaitu; pemeriksaan senjata api dan segala aspeknya kemudian adalah pemeriksaan balistik atau dapat disederhanakan lagi menjadi jalur atau alur bergeraknya proyektil peluru. Kedua fokus diatas menjadi satu sebagai salah satu dari banyak cabang disiplin ilmu forensik yang sama dengan tujuan forensik; yaitu penerapan metode dan teknik ilmiah dalam upaya penyelidikan kejahatan, hanya saja memfokuskan pada semua yang berkaitan dengan senjata api (Forensics Library, 2023)Â (DCI, 2023).
Dari apa yang forensik balistik pelajari; adalah dari mana senjata? jenis apa peluru ditembakkan? merujuk dengan melihat dari identifikasi ciri-ciri maupun tanda-tanda unik yang terbentuk atau muncul dari setiap penggunaan senjata api, baik itu muntahan selongsong bekas, kepala proyektil peluru yang keluar, permukaan tempat peluru mendarat, bekas mesiu maupun ciri-ciri lainnya. Secara layman tujuan utama dan inti dari ilmu ini adalah secara forensik melakukan pemeriksaan dan identifikasi dari amunisi, residu dan bekas jelaga, peluru, magazine, segala jenis senjata api, maupun bukti lain yang berkaitan dengan senjata api yang ditemukan didalam tempat kejadian perkara, yang disinyalir penggunaan senjata api atau dalam ruang premis autopsi (Forensics Library, 2023) (DCI, 2023).
BAGIAN PELURU
(1) Adalah proyektil peluru,
(2) Casing atau selongsong peluru yang menyatukan semua bagian peluru,
(3) Propelan untuk ledakan dan laju proyektil peluru, dapat berupa bubuk mesiu atau cordite,
(4) Rim atau ujung peluru, berfungsi sebagai tempat mencengkram selongsong bagi extractor senjata api untuk nantinya dikeluarkan di ejection port dari chamber setelah peluru ditembakkan,
(5) Primer peluru untuk menyulut propelan diatasnya, ini dinyalakan dengan hentakan keras dari firing pin.
MEKANISME TEMBAK PELURU
Cartridge masuk kedalam ruang atau chamber.
Saat bagian action senjata api (bagian dari senjata api yang memuat api dan mengeluarkan selongsong) ditutup, dan firing pin didorong kembali kebelakang dan dalam posisi ditahan dibawah tegangan pegas.