Mohon tunggu...
Tofiqur Rahman
Tofiqur Rahman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri Al Nahdlah IBS

renang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biografi Imam Syafi'i

6 Juni 2024   15:02 Diperbarui: 8 Juni 2024   21:32 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biografi KH. Asyim Asy’ari

Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman bin Syafi' bin as-Sa'ib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin al-Muthalib bin Abdu Manaf bin Qushay atau lebih dikenal dengan Imam Syafi'i. Seorang ulama besar yang sangat berpengaruh dalam perkembangun ilmu-ilmu fiqih, bahkan ia yang mendirikan mazhab Syafi'i. Dilihat dari nasab beliau di atas, beliau masih berkerabat dengan Rasulullah SAW, tepatnya dari Bani Muthalib. Ia lahir di Askelon (Askolan), Gaza, Palestina pada tahun 15 Hijriah atau 767 Masehi. 

Pada usia 2 tahun , Imam syafi'i dibawa ke tanah leluhurnya yakni Mekkah oleh sang ibu, setelah ayahnya meninggal. Sejak kecil, Ia pandai dalam sastra Arab, diamana Ia mampu menghafal berbagai syair-syair Arab. Berkat bimbingan dari ibunya, Ia mampu membaca al-Qur'an . Setelah itu Ia berguru kepada Sufian bin Uyainah, salah satu ahli hadis di Mekkah pada saat itu. Ia juga berguru kepada Muslim bin Khalid al-Zanji, yang merupakan ahli fikih di Mekkah.

Ketika usianya 13 tahun, Ia pergi ke

Setelah bebas, Imam Syafi'i kembali ke Mekkah untuk kemudian mengisi kajian fikih serta memberikan fatwa di Masjidil Haram. Pada periode inilah Imam syafi'i sering melakukan perjalanan dari Mekkah ke Bagdad untuk mulai merintis mazhabnya sendiri.

Selama pengembangan Mazhabnya, Ia mulai muak dengan Kekhalifahan Abbasyiah yang kerap terlibat dalam perang saudara. Saat itu juga, Ia mulai menyusun kitab dalam bidang Ushul Fiqih yang berjudul ar-Risalah. Selain itu, Ia juga mengarang kitab di bidang Fiqih yang berjudul al-Hujjah atau dukenal dengan Mazhab Qadim.

Karena sudah terlalu muak dengan Kekhalifahan Abbasyiah, pada tahun 816, Imam Syafi'i pergi ke Mesir. Di mesir, Ia terus mengembangkan mazhabnya yang didasarkan pada empat sumber hukum, yaitu al-Qur'an, Sunnah, pendapat hukum masyarakat, dan elaborasi hukum dari teks aslinya dengan mengguanakan analogi. Ia juga memiliki murid yang juga mengembangkan mazhabnya sendiri, yaitu Ahmad bin Hambal dengan Mazhab Hambali.

Di Mesir, Imam Syafi'i juga merevisi banyak fatwanya dengan yang baru atau lebih dikenal dengan Mazhab Jadid. Fatwa revisisnya dicantumkan dalam kitabnya yang berjudul al-Umm.

Seiring berjalannya waktu, Mazhab Syafi'i menyebaar dari Mesir kemudian populer di kalangan ulama Islam Sunni. Imam Syafi'i menghabiskan sisa hidupnya di Mesir hingga meninggal pada tahun 204 Hijriah atau 821 Masehi. Ia wafat pada waktu Isya di malam Jumat. Ahmad Nahrawi Abdus Salam al-Indunisi mengatakan dalam al-Imam al-Syafi'i Mazhabihi al-Qadim wa al-Jadid, pada waktu itu, Imam Syafi'i telah melaksanakan shalat Maghrib. Ia dimakamkan pada hari Jumat setelah waktu Ashar. Peristiwa tersebut terjadi pada akhir bulan Rajab. Itulah akhir kisah dari ulama besar yang mempunyai pengaruh begitu besar di bidang Fiqih Islam.

Mengapa saya termotivasi untuk menuliskan biografi tentang beliau adalah karena beliau memiliki begitu banyak cerita yang memukau, yang membuat saya begitu tertarik padanya. Ada juga hadis yang mengatakan, bahwasannya kita harus mengenal ulama-ulama kita dan mencintai mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun