Jangan sok mengaku Pancasilais kalau kamu masih gemar memberikan harapan palsu. Janjian ketemu jam 10 pagi, baru nongol jam  3 sore. Masih bagus mau nongol. Lebih parah lagi, sudah ditunggu-tunggu nggak muncul-muncul, di-WA cuma dibaca. Memangnya koran?
PHP adalah suatu bentuk penyepelean terhadap makhluk ciptaan Tuhan. Penghinaan itu namanya. Menghina ciptaan sama dengan menghina Penciptanya. Itu bukan perilaku manusia berke-Tuhan-an yang Maha Esa.
Mengecewakan orang dengan harapan palsu jelas bukan perilaku manusia yang beradab. Manusia beradab adalah manusia yang bertanggung jawab terhadap janjinya, dan bisa memberikan penjelasan atau meminta maaf jika belum mampu memenuhinya. Janji jam 10, ya, datang jam 10. Kalau telat atau tetiba nggak bisa, ngomong dong...
PHP merusak kerukunan serta persatuan antar-sesama. Yang mengecewakan dan dikecewakan akan berjarak. Syak wasangka buruk bakal menjadi barrier hubungan antar-manusia.
PHP melanggar permusyawaratan. Sepakat ketemu hari ini, jam segini, eh, malah amblas. Bilang "otw", tapi khusyuk nge-game di WC. Itu namanya pelecehan terhadap kesepakatan.
PHP jelas bukan perilaku yang adil. Jelas ada yang dirugikan, baik secara materiil maupun imateriil.
Perilaku seperti ini kadung dipandang lazim, kan? Saya dan Bung Karno pun rasan-rasan, ketawa cekikikan ketika melihat orang koar-koar paling Pancasilais---katanya, "Lawan segala bentuk ancaman terhadap kedaulatan bangsa dan negara! Lawan perong-rong Pancasila!"---tapi makan di warung ngambil kerupuk lima ngakunya cuma satu.
Kalau kamu seorang pengamal Pancasila sejati, kamu nggak bakalan nanya, "Kapan nikah?" pada jomblo yang nyaris putus asa.
Berpancasilalah sejak dalam pikiran. Gitu lho, Bos...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H