Mohon tunggu...
Buddy Chan Tao Zuo
Buddy Chan Tao Zuo Mohon Tunggu... -

Baru belajar nulis jadi harap maklum tulisannya masih kurang bagus. Masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik Malaysia vs Musik Indonesia, Menghilangkan Persepsi Buruk Musik Malaysia di Indonesia

17 Mei 2012   13:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:10 7398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa tahun belakangan ini saya merasa sedikit mengalami kebosanan untuk mendengarkan musik-musik ditanah air. Kehadiran band-band baru yang justru terkesan monoton dan jarang memiliki kualitas yang bagus membuat saya sering mencoba mencari hiburan musik manca (luar negeri). Mungkin kalau musik-musik seperti dari Amerika atau eropa saya tidak begitu tertarik karena mungkin memang sudah biasa. Maka saya pun mencoba mencari lagu-lagu dari para penyanyi di negeri seberang seperti Malaysia. Saya mulai mencari di chart-chart musik mereka, dan memang saat saya mulai mendengarkan dan menikmati musik mereka saya langsung sedikit menemukan obat kebosanan saya itu. Beberapa diantaranya yang membuat saya senang adalah saya melihat perkembangan musik di negeri seberang ternyata tak kalah dengan di tanah air, musik mereka sudah sangat bervariatif. Mungkin selama ini kebosanan yang saya rasakan ini dikarenakan terlalu banyaknya acara-acara musik dibeberapa stasiun televisi di tanah air yang justru seringnya itu menayangkan band dan penyanyi yang itu-itu saja. Sehingga lagu-lagu mereka sering sekali muncul dibeberapa acara yang memang tayang setiap waktu mulai dari pagi hingga malam. Sehingga membuat sedikit kebosanan dan kejenuhan. Jujur saya akui musik di Indonesia memang akhir-akhir ini sangat meningkat grafik perkembangannya. Tapi yang saya maksud disini hanya sebatas kuantitas belum termasuk kualitas. Ya..jumlah penyanyi dan band di tanah air memang sangat maju pesat, hampir setiap hari ada bermunculan penyanyi dan band-band baru dengan lagu-lagu mereka yang justru terkadang terkesan monoton.

Saya sempat berpikir apakah perkembangan yang dialami di tanah air dialami juga di Malaysia? mungkin saya tidak tahu pasti jawabannya karena saya tidak memantau langsung di negeri sana, saya hanya mencari info lewat internet saja. Tapi kalaupun  musik mereka juga mengalami grafik jumlah penyanyi dan band baru yang bermunculan sama dengan di tanah air saya rasa tetap saja berbeda karena band-band dan penyanyi dari Indonesia pun ternyata masih ngikut nimbrung juga di chart-chart musik mereka. Sebagai contoh di beberapa chart musik di radio-radio Malaysia saya melihat banyak nama-nama penyanyi dan band-band dari Indonesia seperti Wali, Hijau Daun, Afgan, Anang dll. Dan itu menggambarkan kalau musik Indonesia memang sangat diminati di Malaysia walaupun musik mereka sendiri sebenarnya sudah sangat berkembang.

Tapi saya heran kenapa musik  Malaysia tidak ada yang nimbrung di chart musik Indonesia? Jawabannya sangat bervariasi, salah satunya saat saya melihat dibeberapa forum yang membahas tentang perdebatan Malaysia dan Indonesia, banyak orang Indonesia yang justru kadang masih mempolitisasikan apapun yang berbau Malaysia termasuk masalah musik. Inilah yang membuat musik Malaysia kurang diminati dan informasinya di Indonesia. Kalau melihat kualitas musik Malaysia sekarang sebenarnya tidak kalah dengan musik Indonesia. Orang-orang Indonesia khususnya para pencinta musik masih memakai musik pop dan rock sebagai barometer. Dan mereka beranggapan musik melayu khususnya slow rock khas malaysia adalah musik rendahan dan pinggiran, terbukti saat kemunculan Kangen Band yang beraliran melayu,banyak orang yang mencibirnya, walaupun akhirnya sekarang mereka justru menjadi ikon band melayu yang disukai. Dan pemikiran semacam ini yang melekat dalam di benak pecinta musik Indonesia, orang-orang Indonesia masih beranggapan musik Malaysia masih identik dengan slow rock atau melayu sperti musik-musik era 90 an seperti  Exist, Iklim, Search, Spoon dll. Para pecinta musik Indonesia tidak pernah tahu kalau musik di Malaysia juga sudah berkembang seperti di Indonesia.

Sebagai contoh saya pernah memutarkan beberapa lagu-lagu dari band-band Malaysia seperti Hujan Band, Awan Band, The Times dan Bunkface di handphone saya kepada teman-teman saya. Banyak teman-teman saya menyukai nya dan bertanya kepada saya “..band apa ini?” saya jawab saja ini band-band dari Malaysia. Dan Banyak teman-teman saya merasa heran kok ada yah band- band Malaysia yang musiknya yang ga melayu. Mereka masih beranggapan sama seperti masyarakat Indonesia pada umunya yaitu musik Malaysia adalah Slow rock atau melayu. Sayapun hanya menjawab kalau musik Malaysia sekarang sudah berkembang. Tapi memang karena terlalu banyaknya politisasi tentang Malaysia di Indonesia teman-teman saya justru mengatai saya sebagai penghianat dan tidak mencintai musik negeri sendiri . Saya sempat bertanya kenapa mereka beranggapan semacam itu, dan mereka menjawab dengan jawaban yang tidak pasti. Dan disinilah sebenarnya yang ingin saya luruskan tentang persepsi -persepsi miring tentang musik Malaysia. Dan disini juga saya tidak berniat untuk memuja atau membanggakan musik mereka tapi semata-mata hanya ingin berbagi informasi saja kalu sebenarnya musik di negeri jiran itu sudah bervariatif dan memiliki perkembangan yang sama dengan di Indonesia.

Musik adalah bahasa universal dan musik itu seperti makanan kalau rasanya enak ya silakan anda santap tapi kalau tidak enak jangan dimakan. seperti halnya lidah telinga kita pun memiliki kadar kejujuran yang sama. Seperti yang saya contohkan di atas mungkin kalau saja saya tidak memberitahukan asal band-band Malaysia yang saya perdengarkan kepada teman-teman saya ,mereka pastinya akan terus menyukainya. Dan itu pastinya akan menyingkirkan semua hal-hal yang berbau politisasi musik. Dan sekarang saat mereka tahu band-band itu dari Malaysia mereka ternyata mereka masih suka mendengarkannya bahkan banyak dari teman-teman saya yang mencarinya di internet tentang band-band tersebut. Itu membuktikan kalau telinga mereka tidak dapat membohongi kalau mereka juga menyukai musik band-band Malaysia tersebut, walaupun sebenarnya secara emosi mereka kurang respect terhadap apapun yang berbau Malaysia.

Iya itulah musik, musik seharusnya memiliki tempat yang luas dan tidak dikotak-kotakan asal muasal negara dari musik tersebut. Sebagai contoh banyak musik-musik Amerika diputar di Indonesia pecinta musik Indonesia pastinya banyak yang menyukainya. Kenapa musik Malaysia tidak? harusnya sekarang kita juga harus lebih luas membuka telinga dan mata tentang perkembangan disekitar kita. Jangan terlalu membangga-banggakan musik kita yang laku di negeri jiran, tanpa mengetahui ternyata mereka juga memiliki penyanyi dan band-band yang berkualitas bagus juga.

Akhir kata sebagai pecinta musik saya berharap jangan lagi ada politisasi di musik karena musik adalah bahasa universal yang memiliki kejujuran yang harusnya bisa dinikmati oleh siapapun dan dimananpun. Dan mungkin suatu saat nanti kita bisa melihat nantinya bukan hanya penyanyi dan band-band kita saja yang manggung dan tampil juga nongkrong di chart musik mereka, tapi musik mereka juga bisa masuk di chart musik tanah air, agar nantinya membuat dunia musik kita lebih beraneka dan menambah khasnah musik di indonesia.

Terima kasih dan semoga info ya saya utarakan ini bisa berguna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun