Mana teriakan kritismu? Kau melempem diam seribu bahasa. Â Seolah lidahmu kelu !
Mana jiwa pemberontakan mu? Bukankah Kau yang menentang pejabat korup ?. kini kau diam saja!.
Kami butuh pertanggungjawaban, kami butuh penjelasanmu atas kasus-kasus korupsimu. Apakah kau malu karena kemunafikanmu?.
Kami mengantarmu ke atas sana untuk memperbaiki keadaan. Kami percaya kerasnya idealisme mu dulu, Kau mengecewakan !, Hegemoni mu dulu hanya kepura-puraan, Idealismemu kini tumbang seperti gadis yang tak mampu menjaga keperawanan.
Kini kami dikuasai keragu-raguan. Keraguan untuk kembali memilih penerusmu,. Kau saja yang begitu idealis, kini tumbang di nyamannya kursi dewan, apalagi yang lain..Kau sama saja dengan yang lain, berakhir terkurung di tralis-tralis besi.
Wallahualam bisowab...........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H