Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Isi Keranjang Belanja di Akun E-Commerce Sampai 99+? Kenapa Tidak?

29 Oktober 2024   13:28 Diperbarui: 29 Oktober 2024   13:36 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa saat lalu ramai menjadi perbincangan kemunculan e-commerce yang mengakibatkan matinya pendapatan para penjual offline yang masalahnya sampai ke pemimpin negara. Hal itu tentunya menjadi momok mengerikan untuk bisnis jual beli di negara kita ini. Namun untungnya, pemerintah secara cepat mengambil Tindakan atas permasalahan ini walaupun masih belum bisa menyelesaikan semua permasalahan ekonomi yang ada di Indonesia.

Walaupun disertai banyak pro dan kontra, e-commerce di Indonesia bisa dikatakan cukup menggiurkan sejumlah pihak yang bisa dan mau membuka diri untuk menerima segala perubahan. E-commerce muncul dengan segala macam promo dan diskon ditambah lagi para penjual menawarkan barang dagangannya secara live membuat banyak orang banting stir dengn lebih memilih berbelanja secara online daripada offline. 

Banyak yang merasa terbantu dengan pola jual beli semacam ini, terutama untuk mereka yang sibuk dengan segala rutinitas setiap harinya yang tidak bisa menjangkau mall atau pasar setiap waktu. E-commerce juga berguna untuk para penjual yang tidak memiliki modal untuk menyewa tempat usaha, karena mereka bisa melakukan kegiatan jual beli dari rumah saja.

Saya pribadi lebih senang berbelanja online karena ada flash sale yang bertubi-tubi dengan harga yang menyejukkan mata juga kantong. Tidak punya banyak waktu untuk berjalan-jalan di mall juga membuat saya memutuskan lebih memilih belanja melalui e-commerce. Ditambah lagi penawaran bebas ongkos kirim atau biasa disebut free ongkir benar-benar membuat jiwa ibu-ibu saya menggelora. Sayangnya terkadang rayuan-rayuan semacam itu seringkali membuat lupa diri. Uang simpanan kadang perlahan tapi pasti tergerus lapar mata yang tak bisa ditahan. Namun hal itu bisa disiasati sebenarnya, asalkan kita bisa secara bijak menentukan waktu yang pas dalam membelanjakan dana rumah tangga.

Tadi pagi saya melihat salah satu teman FB membagikan sebuah gambar meme tentang seorang suami yang terkejut melihat keranjang belanja di akun e-commerce istrinya dengan total 99+ yang bisa diasumsikan dengan banyak sekali barang-barang yang masuk rencana untuk dibeli.

Kemudian ada yang memberi komentar, "Buat apa sih dimasukkan keranjang, toh ga semua akan dibeli juga?"

Nah, ini. Pemikiran semacam ini pasti juga banyak menjadi isi kepala orang-orang yang belum memahami kegunaan keranjang belanja yang ada di e-commerce.

Menurut situs OJK, keranjang belanja di situs pengecer daring adalah perangkat lunak yang memfasilitasi pembelian produk atau layanan . Keranjang ini menerima pembayaran pelanggan dan mengatur distribusi informasi tersebut ke pedagang, pemroses pembayaran, dan pihak lain.

Namun ada hal lain manfaat dari keranjang belanja yang disediakan oleh e-commerce yang mungkin belum banyak diketahui oleh para pengguna.

Ayo, kita bahas.

sumber : tangkapan layar Tokopedia
sumber : tangkapan layar Tokopedia
  • Wishlist

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun