Misalnya membuat program hibah buku, dalam hal ini kita yang menerima hibah buku dari berbagai pihak, sampaikan ide perpustakaan mini Anda menyasar ke usia berapa.Â
Bisa juga mencari informasi toko buku yang membuat sale besar-besaran, atau bisa coba menghubungi toko buku yang berencana menutup usahanya.Â
Ajak anak memilih buku yang nantinya dipakai untuk menambah koleksi buku di perpustakaan mini mereka sehingga kita sebagai orang tua pun paham, di usia seperti mereka yang masuk dalam gen Z ini, buku seperti apa yang menarik perhatiannya.
Memasang banner lebih awal
Ada orang yang salah kaprah dalam memulai sebuah usaha, yakni memasang banner saat semuanya sudah ready beroperasi. Walau perpustakaan mini ini bukan sebuah bentuk usaha komersil, namun tetap di sini kita berencana memasarkan koleksi buku yang kita punya agar bisa dibaca banyak orang.
Saya melihat dari beberapa bisnis besar, banner itu justru dipasang jauh hari sebelum soft opening. Alasannya supaya orang melihat dulu, supaya membayangkan jika di lokasi ini akan dibangun sebuah perpustakaan mini, dan biar ceritanya sampai dulu dari mulut ke mulut.
Bekerjasama dengan perangkat daerah
Di tiap lingkungan pasti ada RT, RW, pengurus PKK dan karang taruna. Minta bantuan untuk ikut memasarkan perpustakaan mini ini. Bisa juga ajak mereka ikut berkontribusi secara langsung dalam mengelolanya.Â
Perpustakaan mini erat kaitannya dengan perkembangan pendidikan, hal ini juga merupakan salah satu dari 10 Program Pokok PKK yakni, pendidikan dan keterampilan.
Bekerjasama dengan guru atau sekolah yang dekat dengan rumah
Tidak bisa dipungkiri dan dari pengalaman pribadi, masih banyak SD Negeri yang tidak terlalu aware dengan koleksi buku di perpustakaannya. Biasanya yang ada kebanyanyakan adalah buku-buku berbasis kurikulum. Dengan keterbatasan itu, coba untuk tawarkan pada guru-guru di sekolah terdekat yang sekiranya bisa ikut mempromosikan perpustakaan mini kita.