Selain museum, kita juga bisa mengunjungi perpustakaannya. Banyak buku-buku disimpan dalam perpustakaan tersebut. Mulai dari buku-buku biografi Bung Karno, buku-buku karya Bung Karno sendiri, buku-buku referensi, dan koleksi umum. Ada pula koleksi audio visual berupa CD dan VCD. Terdapat 1.120 eksemplar buku dan sejumlah lukisan yang dihibahkan oleh almarhum Pamoe Rahardjo yang diwakili oleh anaknya pada Perpustakaan Nasional RI (PNRI), yang kemudian dialokasikan ke Perpustakaan Bung Karno di Blitar.
Makam Bung Karno
Lokasi ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 21 Juni 1979. Â Untuk kunjungan makam, ada tarif 2.000/orang. Di depan dua gapura besar tiket akan diperiksa. Kita juga bisa membeli bunga tabur dari penjual yang berkeliling di area luar makam.
Infonya, pada hari biasa pengunjung kurang lebih mencapai angka seribuan orang perhari. Kebetulan saya datang tepat saat perayaan 1 suro. Namun, mungkin karena masih sore dan orang-orang sibuk menggelar acara di rumah masing-masing sehingga bisa dikatakan hari itu pengunjung tidak terlalu membludak. Kami masih bisa jalan santai dan bergantian duduk dan mengirimkan doa di depan makam Bung Karno dengan leluasa.
Lokasi makam Bung karno ada dalam sebuah pendopo, di mana selain makam Sang Proklamator, ada pula 2 makam di sisi kanan dan kirinya. Yakni makam kedua orangtuanya. Ida Ayu Nyoman Rai (wafat 12 September 1958) dan Raden Soekemi Sosrodihardjo (wafat 18 Mei 1945).
.
Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.- Soekarno 10 November 1961