Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Make A Wish di Agustus Terakhir

26 November 2022   16:15 Diperbarui: 16 Oktober 2023   22:12 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak awal  pernikahan, Irene kerap meninggalkan anak mereka demi memenuhi biaya hidup yang tak pernah cukup. Tak ada lagi air mata, yang ada hanya isi kepala yang dipenuhi dengan bagaimana masalah keuangan mereka bisa terselesaikan, kemudian pulang menemui buah cinta di ibukota. Hubungan rumah tangga yang sudah tak lagi harmonis membuat Irene mencari zona nyaman di luar pernikahannya.

Berangkat dari media sosial, Irene mengenal Bara. Kecintaan mereka pada dunia literasi bak gayung bersambut. Bara suka menulis fiksi, begitupun Irene. Bara romantis, Irene juga. Serupa dengan Bara, Irene pun lahir di bulan Agustus dan yang teristimewa adalah jatuh di tanggal yang sama. Kesamaan di antara keduanya membuat mereka merasa pertemuan yang  terjadi memang takdir. Walaupun sudah ada orang lain dalam hidup masing-masing.

Bara memiliki seorang istri dan anak yang tinggal di luar kota. Dewi namanya. Perempuan cantik dan berpendidikan itu sangat mencintai suaminya. Akhir pekan adalah saat yang selalu Dewi nantikan untuk bisa berkumpul dengan anak dan suaminya. 

Sabtu sore menjadi jadwal rutin Bara mengunjungi mereka. Makan malam atau nonton bioskop bersama adalah aktivitas sederhana namun begitu berharga bagi keluarga kecil itu. Menemani anak perempuan mereka sebelum tidur dengan mendongeng adalah hal termanis yang sering Bara lakukan. Tapi semua itu berubah seketika sejak Irene datang ke Semarang. Perempuan berkulit kuning langsat itu menyita seluruh perhatian Bara dari keluarganya.

"Nanti malam kamu pulang, kan? Aku sama Narraya punya sesuatu buat kamu." tanya Dewi dalam sambungan telepon dengan Bara.

"Belum tahu, ada orang dari kantor pusat yang ajak semua staff makan malam. Kalau pun aku pulang kemungkinan besok. Itu pun aku nggak bisa janji, biasanya permintaan orang pusat aneh-aneh."

"Mulai dari seminggu sekali, sebulan sekali, lama-lama kita ketemu setahun sekali, ya? Main cantik, Pi. Kalau begini siapa yang bisa berpikir positif? Sudah 2 bulan kamu nggak pulang.  Ini hari ulang tahunmu! " Balas Dewi dengan intonasi tinggi.

"Jangan pancing aku terus, kucerai kamu kalau terus begini!" Ancam Bara tak kalah kencang.

Tanpa menunggu jawaban lanjutan dari Dewi, Bara langsung menutup sambungan teleponnya.   

Usai mendaratkan kebohongan pada Dewi, Bara langsung menyalakan mesin mobilnya. Tujuan satu-satunya malam ini adalah kencan istimewa dengan Irene di malam ulang tahun mereka. Mobil melesat cepat menuju ke salah satu caf di jalan Pemuda. Ada rasa was-was jika pujaan hatinya terlalu lama menunggu. Pria berkulit eksotis itu pun sampai di tujuan walau kelebihan 3 menit dari waktu semestinya.

"Maaf aku terlambat." Sapa Bara seraya mendaratkan kecupan mesra di rambut indah Irene.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun