Selalunya, ketika aku menutup mata.
Yang nampak ialah bukit hijau bertaburan bunga.
Namun, sejak kau tersenyum selebar itu di hadapanku.
Kala bulu mataku bertemu, yang ada di bayanganku hanya kamu.
Rupamu.
Tawamu.
Serta manis-segar-aromamu.
Ah...
Bahkan ketika aku menuliskan bait puisi ini.
Sekilas, aku mendapat bayang rupamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!