Mohon tunggu...
Fahrandi Nugraha
Fahrandi Nugraha Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Rendy LDD

I am what I am. I do what I want. I don't give a damn what people talk or think about me. This is me anyway~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dan... (Another Story)

10 Januari 2014   23:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini kisah tentang seorang temanku bernama Abimanyu yang kukenal melalui Facebook. Sudah lama sih, Tahun 2008.

Namaku Abimanyu, teman-teman sih biasa panggil aku Abi. Saat ini aku masih pelajar kelas 3 SMU di salah satu sekolah negeri di Kota Jakarta. Akhir-akhir ini aku aktif banget di aplikasi Chat N Date sejak 2 minggu yang lalu, karena di aplikasi ini aku bebas mengekspresikan diriku tanpa khawatir dicemooh, ya, aku memiliki orientasi berbeda dengan orang kebanyakan, sepertinya aku memiliki kecenderungan lebih tertarik ke sesama pria dibandingkan wanita.

Kemudian aku berkenalan dengan seorang teman, namanya Ranu, umurnya terpaut 4 tahun dariku, sudah bekerja di LG sebagai staf marketing. Setelah beberapa kali bertemu di chat room yang sama, aku dan Ranu pun berteman dan suka chat berdua dan bertukar nomor ponsel. Ranu orangnya baik dan bersahabat, dia juga humoris, jujur saja aku mulai tertarik dengannya, sama denganku, Ranu juga masih menyembunyikan keadaan orientasi seksnya.

Kemudian suatu saat Ranu mengajak aku untuk bertemu, aku sebenarnya agak ragu karena baru sekali ini aku diajak ketemu sama orang yang aku kenal hanya lewat dunia maya dan berorientasi seks sama denganku. Berhubung aku juga penasaran aku mau saja, dan kami berjanji bertemu di salah satu Mall di Jakarta Selatan untuk nonton bareng.

Ternyata Ranu jauh lebih ganteng dari foto-foto yang dikirimkannya lewat MMS, wah aku jadi bener2 tertarik nih hehehehehe, bawaannya juga sangat cool, benar-benar jauh lebih menarik dari yang aku bayangkan. Hari itu kami lalui dengan gembira, dan tidak seperti yang sering aku baca-baca, Ranu tidak mengajakku berbuat macam-macam. Mungkin dia tidak tertarik denganku ya hahahaha.

Selepas dari itu, kami masih tetap berkomunikasi, telpon, sms, dan janji nonton bareng, cuma agak susah karena dia sudah bekerja. Ranu banyak berbagi kisah hidup denganku, termasuk alasan kenapa dia menjadi biseksual, bahwa waktu masih kecil dia pernah dicabuli oleh tetangganya, tentang rasa bersalahnya pada pacarnya karena sebenarnya perasaan dia sudah hampa tetapi tidak tega untuk memutuskan cewek yang sudah menjadi pacarnya selama 3 tahun.

Setelah 6 bulan berkenalan, Ranu bertanya padaku, maukah aku menjadi pacarnya, tentu saja aku shock. Aku akui memang aku sangat menyukai Ranu tetapi tidak pernah terlintas di pikiranku untuk berpacaran dengan sesama cowok, apalagi dari cerita-cerita yang aku baca, berpacaran artinya siap untuk melakukan hubungan lebih jauh dan berbuat yang jauh-jauh. Aku menolak halus permintaannya dan kuutarakan alasannya, dia tersenyum dan berkata tidak akan meminta berbuat macam-macam, akhirnya aku dan Ranu pun berpacaran. Hufth.

3 bulan kemudian aku mulai merasa Ranu semakin serius menjalani hubunganku dengannya. Setiap akhir pekan dia mengusahakan waktu untuk bertemu denganku, menghabiskan waktu berdua, dan juga dia mengajakku "first kiss" hahahaha, that was so tender and nice, actually I really like it. Hingga suatu saat dia berkata.

"Bi, aku udah ga sanggup lagi menahan ini semua. Aku mau putus dengan Tania. Aku merasa hubunganku denganmu lebih nyata dibandingkan hubunganku dengannya."

"Aku gak tau harus gimana, ya aku emang suka menjalani hubungan ini, tapi aku masih terlalu muda untuk ambil keputusan, dan aku rasa sebaiknya kita tidak terlalu serius dulu, inilah yang kutakutkan jika kita berpacaran, mungkin lebih baik dari awal kita berteman saja..."

Ranu tampak kecewa, tetapi dia berusaha untuk tersenyum, sebenarnya aku tidak mau menyakitinya, karena aku pun merasa sakit, tetapi tidak adil baginya mengorbankan hubungannya dengan Tania yang hampir 4  tahun dengan aku yang belum memutuskan apakah aku ingin menjalani kehidupan sebagai gay.

Sejak hari itu Ranu berubah drastis, dengan artian hubunganku dengannya berakhir, aku jelas merasa terluka, aku juga memahami dia juga terluka, tetapi aku tidak ingin melukainya lebih jauh karena aku takut saat dia mengorbankan semuanya suatu saat aku malah tidak bisa bersamanya seperti yang dia harapkan. Kami masih berkomunikasi, tetapi tidak seintens dulu, tidak bertemu lagi setiap akhir pekan, tetapi yang membuatku sedikit merasa tenang dia berkata bahwa dia mencoba untuk menghangatkan kembali hubungannya dengan Tania.

Hingga suatu saat, aku tidak pernah mendapat balasan lagi dari smsnya, tidak mendapatkan telpon darinya. Aku mencoba menghubungi tetapi nomor ponselnya tidak aktif, dia juga tidak pernah online-online lagi. Aku bertanya-tanya apa yang terjadi dengannya. Apakah dia sudah tidak mau lagi berteman denganku? Aku begitu merasa terluka dan sakit hati.

Kemudian setelah 2 bulan, aku mencoba untuk menelusuri jejak Ranu. Aku memberanikan diri untuk ke rumahnya, agak sulit juga mencari rumah di Jakarta yang luas ini. Kemudian aku menemukan alamat yang pernah diberikan oleh Ranu, ternyata itu alamat kos. Si pemilik kos berkata bahwa Ranu sudah keluar kira-kira sebulan yang lalu, aku mencoba meminta alamatnya yang lain dan nomor ponselnya, sama dengan nomor ponsel yang kupunya, sudah hangus. Alamat rumahnya di Bekasi.

2 minggu kemudian aku memberanikan diri mencari rumah Ranu di Bekasi, entah mengapa, aku hanya tidak ingin semua yang terjadi berakhir begitu saja, aku tidak mau kehilangan orang yang berarti buatku, aku harus meyakinkannya bahwa kita selalu bisa saling menyayangi tanpa harus menyakiti orang lain. Aku menemukan rumah Ranu. Aku memberanikan diri untuk masuk, memperkenalkan diri kepada keluarganya. Ada raut tidak senang dari Kakaknya saat aku bertanya tentang Ranu, Kakaknya berkata bahwa Ranu tidak tinggal di sana lagi dan menyuruhku untuk pulang.

Dengan langkah gontai aku beranjak keluar, hingga seseorang menyapaku di jalan.

"Abimanyu? kamu Abimanyu temennya Ranu kan???" tegur seorang cewek yang gak kukenal.

"Ya.. kamu siapa? Kok kamu kenal aku?"

"Di mana Ranu? Tolong katakan di mana Ranu?!!!" serunya setenagh berteriak.

"Kamu siapa sih?" tanyaku heran dan jengkel, aku kesini kan mencari Ranu, kenapa malah ditanyai mengenai Ranu.

"Aku Tania, tunangan Ranu. Aku tau kamu karena aku sempat membaca sms-mu di ponsel Ranu. Kami bertengkar karenamu."

Aku shock mendengar ocehannya. Jadi Ranu dan Tania sudah bertunangan? Oh TUHAN...

"Maaf, aku kesini juga untuk mencari Ranu, karena sudah dua bulan ini aku kehilangan kontak dengannya..."

"Oh Tuhan, kemana Ranu pergi? Sudah 2 bulan dia kabur dari rumah dan tidak pernah kembali."

"Hah??? KABUR DARI RUMAH???"

Kemudian Tania menceritakan semuanya. Hari itu Kakak Ranu menemukan video-video bokep gay di dalam kamarnya, saat Ranu kembali ke rumahnya dan menemukan Kakaknya sedang memegang video-video itu kontan Ranu pun pucat pasi. Kakaknya memarahi Ranu, kemudian Ranu keluar dari rumah dan tak pernah kembali. Tania memang sudah mencurigai hubungan antara aku dan Ranu, dan saat bertengkar dengan Tania, itu adalah dimana hari sebelum Ranu bertanya padaku untuk lebih serius menjalani kehidupan gay. Kemudian, Tania berkata bahwa seminggu kemudian sejak pertengkaran itu Ranu datang kepadanya untuk meminta maaf dan bersedia bertunangan dengan Tania. Tania begitu mencintai Ranu dan mau memaafkan Ranu, semuanya baik-baik saja hingga kejadian Ranu kabur dari rumah. Ranu juga berhenti bekerja dan pindah kos.

Aku mencoba menghibur Tania, aku sedikit merasa beruntung karena Tania tidak menyalahkanku, aku hanya bingung kemana lagi kami akan mencari Ranu.

RANU KAMU DIMANA? MENGAPA KAU PERGI MENINGGALKAN KAMI YANG BEGITU MENYAYANGIMU?

DAN by Sheila on 7

Dan....bila esok...datang kembali

Seperti sedia kala dimana kau bisa bercanda

Dan...perlahan kaupun lupakan aku

Mimpi burukmu...dimana t'lah ku tancapkan duri tajam

Kaupun menangis...menangis sedih

Maafkan aku

Dan...bukan maksudku...bukan inginku

Melukaimu sadarkan kau di sini kupun terluka

Melupakanmu...menepikanmu

Maafkan aku....

Lupakan saja diriku

Bila itu bisa membuatmu

Kembali bersinar dan berpijar

Seperti dulu kala

Caci maki saja diriku

Bila itu bisa membuatmu

Kembali bersinar dan berpijar

Seperti dulu kala

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun