Mohon tunggu...
Tobyas Deta
Tobyas Deta Mohon Tunggu... Guru - Provesi GURU

Menulis sepanjang masa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Sumba Dijuluki Tana Marapu

21 Mei 2023   21:02 Diperbarui: 28 Juni 2023   23:12 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara kesatuan atau Nusantara yang beragam suku, ras dan agama. Bagian timur terdapat pulau yang menyimpan banyak kisah atau cerita sangat menarik salah satunya yaitu Sumba. Sumba tepatnya berada di Provinsi  Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sumba merupakan surga kecil bumi yang memiliki keindahan alam serta keyakinan yang sangat mistis yaitu marapu. Pada umumnya Sumba sering dijuluki dengan istilah Tana Marapu, pulau Humba, Sandelwood, dan Cendana. 

Masyarakat Sumba mengenal Marapu bukan hal baru lagi, selain itu dilengkapi dengan keindahan wisata sehingga sampai detik ini banyak orang asing yang terus berkunjung. Sumba terbagi empat kabupaten yakni, Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya.

Lebih khususnya berbicara Marapu di Kabupaten, Sumba Barat, kecamatan. Tana Righu, Desa. Malata, sudah sangat familiar dikalangan manapun. Dahulu kala marapu telah diadakan desa malata sehingga Nenek moyang meyakini sebagai keyakinan sampai saat ini.

Marapu itu sendiri adalah arwah leluhur yang disembah nenek moyang/masyarakat untuk memohon berkat dan bantuan lewat prosesi ritual Marapu.

Marapu sebagai perantara manusia dan Tuhan Allah. Marapu berperan untuk mendengarkan permintaan kita, terus menyampaikan kepada Tuhan Allah yang menjadi permohonan, bagi Marapu orang hidup tidak bisa bertemu dengan Tuhan Allah selain orang-orang yang telah dipanggil saat ini yang telah menjadi arwah lelulur.

Berkeyakinan marapu itu memilki mekanisme ritual adat tersendiri, dalam ajaran Marapu nama "Tuhan Allah" merupakan nama kasarnya yang tidak bisa disebut dengan sembarangan hingga orang-orang berkeyakinan Marapu sangat segan untuk menyebutnya. Terdapat pula syair adat " Nai ndappa tekki Ngara, Nai ndappa zumma Tamo" artinya dia tidak disebut namanya, tidak diketahui siapa tamunya. Yang dimaksudkan adalah Tuhan Allah.

Berkeyakinan marapu sangat mistis sehingga mampu mengabulkan permintaan/permohonan bagi berkeyakinan Marapu akan terlayani jika diterima dalam prosesi ritual. Mistis itu telah menjadi ciri khas marapu.

Bukan hanya itu, selain mistis marapu juga sangat sensitif ketika mengingkari janji, penganut marapu yang menjanjikan sesuatu harus ditepati jika tidak maka akan ada konsekuensinya sehingga itu, akan membuat marapu murka terhadap penganutnya.

Berkeyakinan Marapu sungguh patut pada norma adat yang berlaku, misalkan sesuatu yang telah dijanjikan tidak terlaksana maka dapat dimajukan lewat ritual serta syair-syair adat tanda menghargai serta pemberitahuan Masih di tunda, namun sesuatu yang telah dijanjikan harus dilaksanakan.

Baca juga: Aku Anak Rantau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun