Awan pekat kian membentuk
Tak sadar jika pekat awan kini kau kemari
Gelap semakin menyeramkan
Lapisan angin menghantam hingga ranting goyah dan patah
Kini kau kemari bersama lapisan angin
Rintikan dan derasmu bercucuran pada diri ini
Sejenak aku bertdu
Luasan padang pada pondok Tampa huni
Disini sempat kugoreskan tinta
Atas hadirmu Tampa isyarat
Kau buat aku meneppi
Dengan hantaman percikan dibawa anging
Kumenepi dan meringkuk
Dingin dan gementar
Karena bagiku waktu tak tepat dan Tampa isyarat kau kemari
Aku benar terjebak olehmu
Tiada solusi kutemui
Kau telah marasuk sukmaku
Membatasi imajinasiku
Kulalai temui solusi
Pada pondok ini
Kini kehangatan kubutuh
Pondok Tampa penghuni yang ku singga..
Yah sudahlah, aku lanjutkan perjalan kini ia telah menghilang
Jebakan air berkat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H