Mohon tunggu...
Tobias TobiRuron
Tobias TobiRuron Mohon Tunggu... Guru - Hidup adalah perjuangan. Apapun itu tabah dan setia adalah obatnya.. setia

Anak petani dalam perjuangan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ayah Kompas Hidup Sejati

11 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 11 Desember 2022   18:02 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ket. Foto. Antonius Ato Ruron

Masa terus menggulirkan dirinya. Dari hari ke minggu, minggu ke bulan, bulan ke tahun. Episode kehidupan pun terus dilalui. riang, murung,kesal,sedih,damai, suka cita tetap mewarnai akan eksistensi dalam mengarungi samudera raya kehidupan ini.

Pada pojok malam sepih ini, ku ingin menggoreskan dawat kasih untuk orang terkasih dialah " Anton Ruron" Ayah kekasih jiwaku". Walaupun tidak semua benih kasihnya kuukir dalam notes mini ini namun kehadiran barisan kata-kata ini setidaknya sebagai kenangan yang bermakna sekaligus bahan reflektif dikemudian hari dalam mengarungi bahtera keluarga. Dan juga sebagai tanda terima kasih atas syukur oleh darahnya bahwa sesungguhnya Ia adalah pencetus raga dan penerang jalan kehidupan yang telah dilalui ini.

Ia seorang petani tulen. Namanya Antonius Ato Ruron. Anak ke tiga dari delapan bersaudara dari Ayah Alm. Penana Ruron dan Mama Alm. Belia Hewen. Lahir enam puluh lima tahun yang lalu dan biasa disapa dengan nama yang cukup singkat yakni"Ato".

Lima saudaranya yang lain sudah mendahului menghadap sang khalik dan meninggalkan tiga orang bersaudara diantaranya Antonius Ato Ruron, Yakobus Sawa Ruron menikah dengan pemudi dari Tapulangu Kecamatan Nagawutun Kabupaten Lembata dan Lusia Bunga Ruron menikah dengan seorang pemuda dari Desa Wailolong Kecamatan Ile Mandiri, Suban Daton namanya.

Antonius Ato Ruron bersama saudara saudarinya tumbuh dalam keluarga yang cukup terhimpit secara ekonomi. Ayah mereka seorang petani dan pengiris tuak. Namanya Penana Ruron (Alm) dan memiliki ibu penyayang lagi penyabar Belia Hewen (Alm).

Himpitan ekonomi inilah membuat Antonius bersaudara tidak bisa sekolah sampai di jenjang yang lebih tinggi. Rata-rata mereka tamat SD dan Drop Out (DO) di SD.

Memahami kondisi dalam keluarga, Antonius Ato pun memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah di tingkat SD dan memilih bekerja membantu orang tua. Ia bersama dengan Ayahnya Penana bekerja di kebun saat ia berumur kurang lebih 10 tahun. Umur yang amat belia untuk kerja yang boleh dikatakan cukup berat. Namun ia tetap bekerja dan setia mendampingi ayahnya Penana Ruron ke kebun.

Pergi pagi pulang sore begitulah rutinitas hariannya. Lelah, letih, suka cita mewarnai jalan hidup. Namun ia tak peduli. Yang ada dipikirannya hanya bagaimana bekerja membantu orang tua agar asap didapur tetap mengepul serta tidak kelaparan.

Hidup terasa sulit saat itu. Untuk makan minum harian Ato bersaudara harus mencari makanan di hutan seperti daun Khue, Buah Balam (Weo), kacang hutan dan lainnya. Terkadang mereka tidak makan untuk beberapa hari karena persediaan makanan habis hanya minum tuak manis (Marak).

Terkadang Belia Hewen sang ibunya menangis melihat Ato pulang dari kebun. Menangis karena melihat semangat kerja dari Anton Ato dalam bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun