Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) menyimpan segudang tempat wisata baik alam,maupun budaya yang kini telah menjadi ikon kebanggaan ditempat itu. Sebut saja pantai wini,Tanjung Bastian yang ada di pantai utara, rumah-rumah adat dan beberapa tempat wisata lainnya memberikan warna tersendiri dan menjadi objek wisata yang layak untuk dikunjungi. Selain itu Kabupaten Timor Tengah Utara juga memiliki objek wisata religius sebagai wisata rohani untuk memenuhi Kebutuhan sebagai perwujudan akan iman diantaranya objek wisata "Gua Alam Maria Bitauni".
Gua alam Maria Bitauni terletak di Desa Bitauni Kecamatan Insana, berjarak kurang lebih 30 Kilo Meter dari kota Kefamenanu Ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Gua Alam Maria Bitauni merupakan gua alam. Dan berada di atas bukit Bitauni dengan ketinggian kurang lebih dua puluh meter.
Sebelum menemui gua ini kita harus mengitari ataupun mengikuti jalan-jalan setapak yang telah dibalut semen menuju gua ataupun mendaki melewati anak tangga yang jumlahnya kurang lebih seratus anak tangga pada kedua sisi teras dari gua ini.
Cukup melelahkan untuk menanggahi anak tangga tersebut. Namun decak kagum dan kedamaian hati akan kerinduan kita pada tempat ini terbayar tuntas ketika menggapai puncak dari teras gua itu tepatnya berada dipintu gerbang gua. selain gua alam kita juga disuguhi alam yang begitu ramah dan indah, bentangan persawahan masyarakat yang dilatari dengan gunung yang berdiri tegak memagari.
Gua alam Maria Bitauni memiliki pintu masuk yang tingginya kurang lebih satu meter dengan lebar kurang lebih satu meter. Untuk bisa mencapai areal dalam gua tersebut para peziarah,sedikitnya harus membungkukan badan agar tidak mengenai atap dari gua. Gelap pekat mewarnai dalam gua. Tak ada pijaran bola lampu menerangi. Hanya nyala lilin-lilin yang berada di depan patung Bunda Maria dan patung Yesus kerahiman yang telah dipasang oleh peziarah yang hendak berdoa.
Kicauan dan suara burung waletpun sesekali terdengar dalam gua tersebut. Seolah ketenangannya terusik oleh hadirnya para peziarah. Namun bukan berarti menjadi penghalang bagi peziarah. Berada didalam gua ini memberikan sebuah gambaran bahwa terang dan gelap pasti akan selalu mewarnai dalam sebuah kehidupan.
Tergantung respek kita sebagai manusia menanggapinya disaat berada dalam situasi terang dan di gelap. Mungkin kita pasti senang,bahagia saat berada dalam terang dan yang pasti kita akan kalut,getir ketika berada dalam situasi kegelapan. Gua alam Maria Bitauni ini memberikan refleksi yang mendalam bagi siapa saja yang berniat baik untuk berdevosi kepada Bun da Maria.
Gua tersebut memiliki luas kurang lebih seratus lima puluh meter persegi dengan tinggi bagian dalam gua tersebut kurang lebih lima meter. Memiliki beberapa ruang dengan bagian depan patung Bunda Maria dan di bagian belakang patung Yesus Kerahiman.Begitu senyap. Sehingga menjadi tempat yang layak untuk memberikan ketenangan,kedamaian hati para peziarah untuk berdoa.
Setiap hari hampir setiap umat ataupun peziarah datang berdoa di gua alam ini. Apalagi hari raya besar umat katolik seperti Paskah dan Natal serta bulan Maria. Selain gua utama,peziarah dapat melanjutkan lagi perjalanan ke puncak bukit untuk menemukan setiap stasi dalam proses jalan salib dan juga terdapat gua yang menjadi makam yesus.
Gua ini juga tampaklah menarik dan alamiah. dengan patung malaikat yang berada tepatnya di depan gua tersebut. Diatas puncak ini pula sering diadakan ibadat,ekaristi maupun proses jalan salib bagi umat paroki Kiupukan.
Sejarah Gua Maria Bitauni
Berdasarkan kisah sejarah nama Bitauni berasal dari kata"NBI" dalam bahasa dawan artinya "disini" dan "Nataunon" yang berarti bertahan. Jadi Bitauni diartikan sebagai bertahan disini atau benteng pertahanan/tempat persembunyian. Nama ini diberikan oleh para leluhur suku Aplasi yang merupakan suku tertua di Insana dan juga merupakan suku yang pertama menemukan gua ini ketika bersembunyi dari kejaran musuh.
Selain sebagai tempat yang nyaman untuk bersembunyi karena letaknya diatas bukit dan didalam gua, kedatangan suku Aplasi di tempat itu bukanlah secara kebetulan,namun disertai dengan sebuah petunjuk maha besar. Petunjuk, dalam hal ini berupa lampu yang bercahaya putih bersinar dari dalam gua ketika suku Aplasi berusaha berlari menghindar dari kejaran musuh. Sinarnya begitu terang diiringi sebuah gerakan seakan-akan memanggil suku Aplasi untuk berlindung di tempat itu.
Dan betul. Lampu bercahaya tersebut menjadi titik terang keselamatan bagi suku Aplasi. Tidak ada yang memegang lampu tersebut. namun lampu tersebut dengan sendirinya bergerak memberikan petunjuk seperti kompas kepada suku Aplasi terutama Piur saukdale,pemimpin suku Aplasi saat itu. Mulai dari pintu masuk gua ,menyusuri ruang-ruang yang ada dalam gua, hingga akhirnya lampu tersebut berhenti pada sebuah batu tepatnya di samping kiri patung bunda Maria berada sekarang.
Seiring berjalannya waktu, gua alam ini ditemukan lagi oleh pastor Petrus Noyen dan Pastor Arnoldus Verstralen,SVD dari portugis ketika menginjakan kakinya di Tanah Timor untuk misi penyebaran agama Katholik dan menempatkan sebuah patung Bunda Maria yang terbuat dari kayu namun raib. dan pada tahun 1920 datang lagi seorang pastor bernama Yohanes Smith,SVD dan sebelum meninggalkan Bitauni pada tahun 1936 pastor tersebut menempatkan sebuah patung bunda Maria di dalam gua dan sampai sekarang masih tersimpan dengan baik.
Gua Alam Maria Bitauni Keramat
Umat paroki Kiupukan dan sekitarnya sangat yakin bahwa gua alam Maria Bitauni amat keramat. Hal ini juga disampaikan oleh penjaga dari gua alam Maria Bitauni, Kornelis Aleus warga masyarakat desa Bitauni saat diwawancarai selasa (18/4/2017).
Ia mengatakan bahwa gua alam Maria Bitauni amat keramat. Hal ini ditandai selama ini ia tidak melihat tidak ada keong, tidak ada ular yang melintas di areal gua. Kalaupun ada juga dengan sendirinya mati. Selain itu ada beberapa kali penampakan Bunda Maria dalam gua tersebut,serta banyak sekali umat yang berdevosi di gua dan doanya diterima. Seperti orang yang sudah lama menikah namun belum mendapat buah hati namun ketika berdoa di gua,harapan itu terkabul. Termasuk salah seorang Bapak Haji dari Bogor (Jawa) yang sudah berkeluarga kurang lebih 17 tahun namun belum memperoleh buah hati.
Dan pada tahun 2006 dengan niat yang tulus,Ia datang di gua ini namun sebelumnya meminta izin di pastor paroki untuk berdoa. Ternyata ujudnya berhasil. Sekarang ia sudah memiliki 5 orang anak dan lebih istimewa lagi sebagai ungkapan terima kasih atas kemurahan hati bunda maria, Bapak Haji terbut mempersembahkan anak pertamanya masuk Katholik dan sampai dengan sekarang Bapak Haji tersebut menjadi donatur dalam proses pembangunan Kapela di Bitauni. Kalaupun ada yang bertindak atau berniat tidak baik terhadap gua tersebut maka dengan sendirinya ada tanda- tanda. Dari sekian kesaksian diatas dapat disimpulkan bahwa Gua alam Maria Bitauni keramat,Jelas Bapak Kornelis.
(Tobias Ruron)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H