Mohon tunggu...
Suhartina Muharam
Suhartina Muharam Mohon Tunggu... Administrasi - Tiena

lahir di Jakarta 30 tahun yang lalu dan bercita-cita menjadi seorang penulis, karyawan swasta yang mencoaba menulis untuk menyalurkan hoby

Selanjutnya

Tutup

Nature

Urban Farming di Kawasan Padat Penduduk

12 September 2019   12:38 Diperbarui: 14 September 2019   15:04 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Urban farming merupakan konsep bercocok tanam di perkotaan dengan lahan yang sangat minim. Urban farming sendiri saat ini sudah menjadi tren di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat di perkotaan dengan jumlah pertumbuhan yang sangat luas seperti Jakarta. Urban farming pun berkembang dan menjelma menjadi tren gaya hidup urban.

Banyaknya pembangunan di perkotaan dan hilangnya ruang terbuka hijau di Jakarta khususnya, membuat para komunitas pecinta lingkungan bergerak secara mandiri untuk mengembalikan ekosistem lingkungan. Mahalnya bahan pangan di pasaran pun menjadi salah satu alasan dibuatnya urban farming, terlebih di lingkungan padat penduduk. Dengan adanya urban farming ini, memberikan banyak peluang bagi  masyarakat di lingkungan padat penduduk untuk mendapatkan penghasilan tambahan serta gizi tambahan. Karena, semua yang di hasilkan melalui urban farming ini bebas bahan pengawet dan juga pestisida. 

Dengan adanya urban farming ini, meningkatkan kesadaran hidup sehat pada masyarakat yang tinggal di lingkungan padat penduduk. Konsep AKU DAN AIR, merupakan konsep yang sangat cocok dan lekat dengan masyarakat. karena tidak membutuhkan lahan yang luas dan media yang sulit untuk dapat mengembangkan urban farming di lingkungan padat penduduk. Air sangat berpengaruh besar terhadap makhluk hidup, untuk itu  JAGALAH AIR DAN LINGKUNGAN, karena dengan menjaga air dan lingkungan itu berarti kit menjaga masa depan anak cucu kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun