TK Negeri Pembina 1 Tarakan sebagai sampling Surveilans Perilaku di Masa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 30 Maret 2022 adalah pertama kalinya untuk Satuan Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di wilayah kerja Puskesmas Mamburungan Tarakan Timur. Alhamdulillah hari ini juga di hadiri oleh Pengawas Sekolah Agama Islam (Pengais) Ibu Hj. Zubaidah. S.Ag
Surveilan perilaku di masa covid-19 pada satuan pendidikan yang melaksanakan pembelajaran tatap muka di Tarakan di mulai sejak bulan Desember 2021 yang lalu yaitu di awali dari sekolah MTsN Kampung Empat dan SMA 2 Tarakan, kemudian Sekolah SMP yang lain dan SD. Tetapi untuk satuan pendidikan anak usia dini (Paud) di bulan ini adalah di Sekolah kami yaitu TK Negeri Pembina 1 Tarakan adalah sampling pertama di wilayah kerja Puskesmas Mamburungan.
Satuan pendidikan yang di pantau adalah setiap sekolah yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di masa pandemi Covid-19.Â
Tujuan dilaksanakan Surveilans PTM bagi sekolah yang melaksanakan sekolah tatap muka adalah Untuk mewujudkan pembelajaran tatap muka yang aman dari COVID-19
Pertama, Surveilans adalah pemantauan baik perilaku maupun kesehatan selama pembelajaran tatap muka di masa pandemi ini, dimulai dari Kesiapan satuan pendidikan dalam pembukaan PTM terbatas, Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, ketersediaan fasilitas kesehatan, Vaksinasi warga sekolah baik Guru, semua PTK dan murid yang usianya mulai 6 tahun (Vaksin dosis 1 dan 2).Â
Kedua, Pemantauan kepatuhan proses disiplin protokol kesehatan (Prokes) yaitu Observasi perilaku warga satuan pendidikan dan pengunjung dalam penerapan prokes tersebut terutama dalam Penggunaan masker, Cek suhu, Perilaku cuci tangan menggunakan sabun/hand sanitizer, pengaturan jarak ketika pembelajaran di sekolah. Â
Titik pemantauan yang meliputi: Area ruang kelas/ruang belajar, Area pintu gerbang, pintu masuk kelas, aula, Â mushola, perpustakaan, tempat istirahat, Â dll.
Ketiga, Pemantauan kesehatan untuk mencegah penularan virus, maka dilaksanakan Skrining baik dari guru, tenaga kependidikan dan murid.  Karena di wilayah Kota Tarakan termasuk level C, maka di gunakan Tes Sweb Antigen. Mulai dari anak kelompok A, B1, B2, B3, B4, B5 dan guru.Â
Wah.... Â menurutku sungguh anak-anak luar biasa berani, bahkan ada yang lucu ni.... Â dari rumah sakit perut, karena orang tuanya dua-duanya kerja, ibunya menyarankan pada anaknya untuk tidak usah masuk sajalah kalau sakit, tetapi anaknya nekat mau mau masuk sekolah ingin di sweb, sampai di sekolah bertemu teman-temannya sakit perutnya terasa hilang seketika, Â ia maju duduk sendiri tanpa di dampingi orang tua, saat di sweb saya hanya melihat di depannya, "sakitkah nak" kataku. "Endak, tapi sedikit", jawabnya ananda Athar