Mohon tunggu...
Satria Tjitrodimedjo
Satria Tjitrodimedjo Mohon Tunggu... -

Seorang rakyat biasa yang ingin memajukan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Untung Ada Internet dan Brainly, Kita Bisa Berharap Pendidikan untuk Anak Kita Menjadi Lebih Baik dan Merata

19 Februari 2014   01:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:42 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elisabeth Pisa Comment about Indonesian Kids

Indonesian Kids Dont know how stupid They are (Elisabeth Pisa, 2012) - I am sorry Pisa you are wrong! Indonesian kids are brainly! [caption id="" align="aligncenter" width="533" caption="Elisabeth Pisa Comment about Indonesian Kids"][/caption] Mungkin tidak asing lagi bagi kita bahwa pendidikan di Indonesia ini hanya tersentral pada Pulau Jawa. Kalaupun ada di luar Jawa maka hanya terletak pada kota-kota besar saja. Hal ini mengundang banyak keprihatinan banyak orang, terutama orang tua siswa yang tidak berasal dari kota besar. Tentunya masih segar di ingatan kita bagaimana komentar Elisabeth Pisa, seorang pemerhati pendidikan dari USA yang mengatakan bahwa 'Indonesian students don't know how stupid they are'. [caption id="" align="aligncenter" width="371" caption="Pengamat Yang menyangsikan pemerataan Pendidikan"]

Pengamat Yang menyangsikan pemerataan Pendidikan
Pengamat Yang menyangsikan pemerataan Pendidikan
[/caption] Mendengar komentar ini, pastinya membuat kuping kita panas, dan cukup emosional. Namun mau disadari atau tidak sebenarnya kita sendiri adalah bagian dari problem itu sendiri. Semisal kita adalah seorang pekerja profesional yang harus ditempatkan di luar Pulau Jawa. Apabila kita sudah memiliki anak maka terkadang kita sedikit enggan untuk mengambil peluang tersebut. Penyebabnya adalah kita ingin anak kita mendapat kualitas pendidikan terbaik, dan parahnya kita selalu melihat pendidikan di luar Pulau Jawa sebagai pilihan ke-10. Hal ini diperparah juga dengan beberapa stake holder dari dunia pendidikan yang enggan berekspansi di luar Pulau Jawa. Ambil contoh banyak lembaga bimbingan belajar tidak bersedia membuka cabang belajar di wilayah yang terpencil dan tidak banyak siswanya. Kemudian bila muncul pertanyaan mengapa Pembangunan di luar Pulau Jawa terasa timpang maka tentunya itu bukan hal yang mengejutkan lagi karena kita pun bagian dari masalah itu. Melihat fenomena tersebut, saya bersyukur saat ini banyak kaum muda yang kreatif yang berusaha menjembatani ketimpangan ini. Mereka membuat aplikasi dengan menggunakan fasilitas internet untuk membuat pendidikan menjadi hak semua warga. Salah satunya yang cukup menonjol adalah aplikasi Brainly. Dengan alamat brainly.co.id. Aplikasi ini membuat belajar kelompok menjadi seperti bermain game. Yang berhasil menjawab soal akan mendapatkan poin. [caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Roda belajar melalui brainly"]
Roda belajar melalui brainly
Roda belajar melalui brainly
[/caption] Sedangkan yang ingin bertanya harus memberikan poinnya. Sejauh ini aplikasi ini telah dimanfaatkan oleh adik-adik kita di pedalaman seperti Kepulauan Maluku, Sulawesi, hingga Papua. Sedangkan banyak dari siswa di Jawa, mahasiswa Indonesia di luar negeri, dan para Guru yang secara sukarela membantu adik-adiknya dalam menjawab soal.  Harus diakui bahwa hal ini memperlihatkan keindahan semangat untuk memajukan pendidikan. [caption id="" align="aligncenter" width="390" caption="Brainly Indonesia Pendobrak Keterbelakangan"]
Brainly Indonesia Pendobrak Keterbelakangan
Brainly Indonesia Pendobrak Keterbelakangan
[/caption] Kalau sudah begini setidaknya kita bisa sedikit berharap bahwa di masa depan pendidikan Indonesia akan menjadi lebih baik dan merata. [caption id="" align="aligncenter" width="622" caption="Brainly pendobrak keterbelakangan terakses hingga Ujung Timur"][/caption] Brainly menjembatani ketimpangan pendidikan di Indonesia. Salam pembangunan!

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun