Selamat malam,
Berawal dari copas di pagi hari yang tampak indah, hidup seperti terlihat sempurna ketika saran pada copas dilakukan, dan perut penulis seketika sakit menahan tawa saat copas dibagikan , komentar yang didapat adalah  "SEMUA COPAS ADALAH LEBAY!   hahahaha wow ! ini tanggapan yang luar biasa, Sungguh kamu luar biasa keren sobat.Â
Ok, mari kita tanyakan, mengapa hingga dia mengeluarkan komentar yang begitu anti mainstream di dunia maya.  Karena sepanjang yang aku tahu..dan aku berani jamin, si pembuat komentar ini adalah orang paling cinta damai sedunia ( I really love him). Ada 2 alasan yang menyebabkan  mengapa menurutnya  sebuah copas adalah lebay.
1.   Copas seperti  memindahkan sebuah isi otak seseorang ke dalam otak kosong, mengubah lidah dan ujung pena kita menjadi lidah dan pena orang lain.  Singkatnya kenapa sih, tidak mencoba menulis sendiri, ngga usah copas, tulislah pendapat sendiri dan pertanggung jawabkan. Aku berani bertaruh pasti sahabatku ini adalah pendukung budaya literasi nasional.  Jika kau ingin menyampaikan sesuatu ke orang lain, maka pertanggung jawabkanlah dengan sangat bertanggung jawab.  Artinya jika anda memang belum bisa melakukan seperti apa yang dicopaskan, apalagi dengan sumber copas yang tidak jelas, maka janganlah disebar.  Cukup hanya untuk anda sendiri.  Simpanlah ketika sudah sanggup memahaminya dengan benar, baru sebarkan. Karena bisa saja pertanyaan akan mengalir deras dimana anda harus bisa menjawabnya.  Oh ya, barangkali salah satu contoh dari maksud sahabat saya ini adalah copas berita yang ada hubungannya dengan info kesehatan. Mengerikan juga sih ketika kita membagi berita tentang cara menurunkan tekanan darah tinggi dengan cepat, kemudian anda mencobanya dengan akibat tekanan darah turun secara drastis, lalu anda harus masuk UGD  sebuah rumah sakit. Berabe kan?
Sebagai penyebar copas kita pasti harus bertanggung jawab juga secara moral. Contoh lainnya adalah ketika kita menyebarkan copas di pagi hari dengan judul  gAlangkah indahnya persahabatanh. Namun beberapa jam kemudian kita menendangnya dengan kalimat sotoy! pada komentar teman atau sahabat kita di grup.
2. Â Si penyebar copas adalah orang yang dia tahu sepak terjangnya, dan menurutnya seandainya yang menyebarkan copas itu si B bukan si A, maka dia akan bisa sedikit menghargai sebuah copas. Â Itupun hanya sedikit (kalimat ini dengan penekanan yang amat sangat tegas). Â Tidak sepantasnya seseorang mensitir sebuah hadist tentang judi padahal dia sendiri seorang penjudi. Kita harus melihat ke dalam diri, siapakah kita sebelum kita mencopas sebuah berita, Ustaz, guru, saintis atau orang biasa. Â Sakit hati juga sih pasti ketika kita mencoba berbagi tentang sebuah copas, dan komentar yang kita dapatkan adalah; Â "g ah lo juga masih begitu!" Â Sahabatku benar untuk hal ini. Â Copas kadang membuat risih, karena kita harus mengendalikan diri untuk tidak berkomentar negatif mengenai pribadi si pencopas
Kesimpulan , Copas yang kita sebarkan itu harus dipertanggung jawabkan., bermanfaat, menambah ilmu atau hanya sekedar seperti angin sepoi sepoi yang tidak kita hiraukan sama sekali. Sama seperti kentut yang baunya terasa sebentar untuk kemudian hilang dan lupa kalau tadi sebenarnya ada bau kentut. Â Atau mungkin bisa saja baunya menjadi seperti badai yang dapat memporak porandakan sebuah desa, sebuah kampung atau mungkin sebuah Negara. Â Pada akhirnya bijak bijaklah dalam membagi berita copas. Â Manusia dinilai dari apa yang diucapkan dan dilakukan. Di dunia maya, kita dinilai dari apa yang kita tulis di status, komentar atau copas yang kita sebarkan. Â Kalau tidak berhati hati, ya bersiaplah mendapat balasan komentar seperti saya, Â "Semua Copas adalah Lebay."
Salam, Â mohon maaf kalau ada salah kata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H