Karena itulah saya terkadang kecewa ketika mendengar cerita dari putra-putri saya mengenai guru mereka di kelas yang bersifat meremehkan kemampuan murid-muridnya. Seperti, "Ah, kamu mana bisa!" atau pun memanggil muridnya dengan sebutan yang meremehkan, atau memberi julukan/stempel terhadap murid-murid tertentu. Biasanya ini akan membekas di hati hingga anak dewasa nanti.
Berdasarkan pengalaman ini, maka sebagai seorang guru memang harus berhati-hati dalam mengeluarkan kalimat-kalimat. Salah kalimat pada kasus tertentu akan membuat nasib seorang murid bisa jadi berbeda.
Pilihan menjadi guru seperti apa yang dikenang di dalam benak murid-muridnya pada akhirnya ada di tangan guru itu sendiri, dan salah satu caranya adalah dengan selektif memilih kalimat-kalimat ketika mengajar, berakibat ajaib positif atau ajaib negatif, dan jangan lupa bukankah guru yang agung itu menurut William Arthur Ward adalah guru yang menginspirasi.
Karawang, 25 November 2018
Tjitjih Mulianingsih WS
Selamat hari guru teman-teman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H