Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Zaman Sekarang Tidak Korupsi? Apa Kata Dunia?!

17 Maret 2017   07:18 Diperbarui: 18 Maret 2017   00:00 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Shutterstock

Judul ini mungkin terasa menusuk bagi yang masih punya rasa malu. Tapi bilamana kita menyaksikan adegan-adegan panas yang di pertontonkan oleh para pejabat yang terlibat tindak kejahatan rasanya judul diatas tidak terlalu sesat.

Setiap kali menengkok  ulah  para pelaku tindak kejahatan korupsi yang tertangkap oleh KPK masih bisa tersenyum bahkan melambai-lambaikan tangan bagaikan Super Star, disamping geram, rasanya kita yang malu. Padahal bukan anggota keluarga kita, bukan sanak, bukan sahabat, mengapa kita ikut malu?

Pertanyaan mengelitik ini mungkin hinggap dihati banyak orang,bukan lantaran baper ataupun karena sudah tua dan berubah jadi nyinyir. Mengapa?

Hal ini hanya mampu disimpan di dalam hati, karena betapapun mencari jawabannya pasti tidak akan ditemui. Bisa-bisa  kita yang bertanya, mengapa bisa begitu dianggap orang yang sok moralis atau bahkan dianggap iri hati, karena tidak mendapatkan kesempatan untuk menangguk kekayaan dengan mengunakan aji mumpung. Nah daripada kita membahas tentang mengapa kita ikut merasa malu, mungkin lebih baik kita menjaga diri agar jangan sampai kita yang menyebabkan orang lain merasa malu.

Koruptor Bukan Hanya Mengambil Uang Negara

Kata "koruptor" mengacu pada para pelaku tindak kejahatan yang memperkaya diri dengan mengambil sesuatu yang bukan haknya atau dalam  kalimat yang lebih tegas, maling yang mengambil uang yang bukan haknya dapat disebut koruptor. Kalau pelaku tindak kejahatan terang-terangan disebut "perampok", kalau orang merebut tas atau dompet dan kemudian melarikan diri namanya copet. Orang yang secara diam-diam memasukki rumah orang lain dan mengeroggoti barang-barang berharga disebut maling.

Jadi bukanlah berarti hanya pejabat saja yang dapat menjadi koruptor, tapi semua orang termasuk diri kita berpotensi untuk melakukan tindakan yang dapat disebut sebagai koruptor. Karena itu, alangkah bijaknya bilamana kita melakukan introspeksi diri.

Jangan-jangan secara terselubung ternyata kita juga melakukan korupsi, walau dalam skala kecil dan versi berbeda. Jangan lupa korupsi itu berarti  mengambil sesuatu yang bukan hak kita, mengabaikan apa yang sesungguhnya jadi tugas kita, mengalihkan hak seseorang kepada orang lain,tanpa hak mengurangi apa yang sesungguhnya jadi hak orang lain mengunakan waktu untuk kepentingan pribadi padahal kita dibayar untuk itu.

Gunakan fasilitas internet kantor dan telepon kantor untuk keperluan pribadi, menyuruh teman tanda tangani absen, padahal tidak masuk kerja kertas, ball point dan tinta printer milik kantor, dibawa pulang untuk keperluan pribadi Ini juga namanya korupsi.

Tulisan artikel ini tidak ada kaitan dengan sindir menyindir, melainkan semata mata mengajak kita semua untuk mawas diri atau instrospeksi diri. Jangan sampai kita terjebak pada kondisi yang amat menyakitkan. Bila kelak terbukti, bahwa sebagai orang yang paling getol meneriakkan anti korupsi justru tanpa sadar secara berulang kali melakukan korupsi biarpun dalam skala yang mini.

Kita tidak mungkin menjadi manusia yang tanpa salah, namun kita bisa menjadi manusia yang tidak mengambil sesuatu yang bukan hak kita dengan alasan apapun. Kalau tidak bisa memberi, jangan mengambil sesuatu yang bukan hak kita.

Puncak perbukiitan, 17 Maret, 2017

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun