Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vonis yang Keliru

22 Februari 2016   16:54 Diperbarui: 23 Februari 2016   00:21 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="anak anak dengan kebutuhan khusus:foto: dokumen pribadi"][/caption]Salah satu kebiasaan jelek yang terus berlangsung dalam masyarakat adalah terlalu cepat mengambil kesimpulan, hanya dengan menengok sekilas apa yang terjadi Dan  tanpa melakukan cross check,langsung menjatuhkan vonis. Ibarat orang yang hanya menengok kulit buku dan tiba tiba memberikan komentar tentang buruk baiknya isi dari buku tersebut.

Kebiasaan ini, seakan sudah menjadi tradisi buruk dan merambah semua kalangan . Dari mulai masyarakat "kelas bawah" ,hingga masyarakat dari kalangan "elite" Kali ini terjadi ,sewaktu kami melakukan kunjungan sosial sewaktu berada di Jakarta.

Mengunjungi panti anak anak difabel atau yang dulu dikenal dengan istilah :” penyandang cacat” ,merupakan kegiatan rutin bagi kami, selama berada di Indonesia. 

Kali ini kami datangi Panti anak anak dengan kebutuhan khusus ,yang berlokasi di Jakarta Timur. Setelah menerobos kemacetan di jalan raya menuju kampung Melayu,akhirnya kami tiba di tempat tujuan. Walaupun berlokasi agak jauh kedalam,tetapi bangunan yang menampung anak anak ini ,terlihat cukup apik

Kedatangan kami bersamaan dengan rombongan ibu ibu entah dari komunitas mana. Baru beberapa menit masuk kedalam ruangan dan berjumpa anak anak yang difabel.Tampak beberapa anak anak difabel ini, sedang bermain main di ruang tamu. Walaupun menengok sepintas saja kearah mereka, kita sudah tahu, bahwa kondisi phisik mereka tidak sama dengan anak anak yang tumbuh normal.

Sementara menunggu si mbak Pembantu ,yang masuk kedalam untuk memanggil  Pengelola Panti ini, kami manfaatkan untuk mengobrol dengan anak anak ini. Tak tampak diwajah mereka kemurungan, walaupun kondisi mereka mengalami berbagai kelainan. Sungguh, sangat terenyuk menyaksikan mereka saling bercanda,seakan tanpa beban.

Vonis Yang Keliru

Ada  diantara rombongan ibu ibu  yang datang bersamaan dengan kami, tiba tiba  dengan  suara keras berkata:” Tega nian ya ,anak  cacat ,dibuang di Panti..Sungguh tidak berbelas kasih”.

Semua mata menengok kepada wanita yang memberikan reaksi keras tadi. Namun yang bersangkutan malah merasa mendapatkan dukungan, lanjut dengan vonis susulan: ”Mau  enaknya saja, menikah, tapi tidak mau bertanggung jawab. Wanita seperti apa ibu anak anak ini?

[caption caption="foto anak anak difabel"]

[/caption]

Ibu Saya Orang Baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun