Heboh mengenai harga garam,mendorong saya untuk membuka laman resmi dari  Kementrian Perdagangan. cukup kaget membaca beberapa daftar harga resmi yang tercantum disana. Sayangnya tidak dapat dicopy paste. Tertulsi dilaman tersebut,harga Garam Halus Rp.10.000.-- per Kg. Sementara harga Gula Pasir ,tertulis Rp.12.500 per Kg dan harga Telur Rp.24.000 .--per kg.
Upah Buruh Di Australia Minimal 5 Kali Lipat Dibandingkan Upah Di Indonesia
Sebagai contoh,pekerja kasar disini gaji minimun adalah $.25 .- perjam atau setara Rp.250 .000 .-- Gaji buruh di Indonesia,kalau disebut saja Rp.50.000 per jam,berarti gaji buruh disini sekitar 5 kali lipat dibandingkan di Indonesia. Tapi  koq bisa beberapa jenis harga barangnya ,seperti Garam Halus,Gula Pasir dan Telur bisa sama,bahkan mungkin lebih murah ketimbang di Indonesia?
Harga Gula Pasir putih yang bagus disini perbungkus 2 Kg,= $.1`.80 atau sekitar Rp.18.000 .--per 2 Kg,Berarti 1 Kg, harganya Rp.9.000.--(sembilan ribu rupiah)
Kalau secara matematika,dengan upah buruh yang jauh lebih besar,minimal 5 kali lipat,tidak mungkin harga produksi perkg,bisa sama ,apalagi lebih murah dibandingkan dengan harga di Indonesia. Australia punya laut,Indonesia juga sama,tapi harga buruh disini mahal,koq harga garamnya bisa sama?
Ayam di Indonesia dan Ayam di Australia,mungkin berbeda menu makanannya,tapi yang pasti kedua jenis ayam ini harus cukup makan agar bisa menghasilkan telur.Nah,harga pakan ternak disini,pasti jauh lebih mahal.mengapa hasil produksi telurnya bisa sama atau malahan lebih murah? Yang namanya orang dagang,mana ada yang mau memberikan subsidi harga kepada konsumen? Malahan baru baru ini ada perang tanding ,antara dua super market jumbo.Sehingga harga telur super ikut ikutan turun drastis.
Dengan gaji 1 jam,seorang pekerja kasar sudah dapat membeli 10 lusin telur atau 25 kg gula pasir dan begitu juga dengan garam. Walaupun dulu pernah sebagai pedagang,tapi karena bidang yang ditekuni berbeda,maka saya tidak dapat menemukan jawaban,mengapa bisa begitu?
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H