Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uji Nyali Lewati Jalan Longsor KM.17 Ende

14 Januari 2015   01:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:12 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_364340" align="aligncenter" width="700" caption="jalan maut .uji nyali di Km 17 Ende/tjiptadinata effendi"][/caption]


Bahaya Maut Mengancam Akibat Longsor di Badan Jalan Km 17 Menuju Ende

Siang ini dengan hati yang was was kami menggunakan kendaraan Inova ,berangkat dari Maumere menuju ke Ende. Jalan yang berbelok belok, cukup membuat kami menjadi tidak nyaman dan rasa mabuk darat sudah terasa. Namun hal ini ,dibandingkan dengan perjalanan darat yang kami lakukan tahun lalu ,dari Makasar ke Tanah Toraya ,dengan berkendara selama 12 jam, tentu tidak ada artinya.

Tiba di daerah Wolotolo,sekitar 17 Km dari Ende, Ari yang menyopiri kami bertiga,yakni saya dan istri ,serta pak Markus,mengingatkan bahwa sesaat lagi kami akan memasuki jalan yang rawan longsor.

“ Ya ,lanjut mas Herry.Hati hati saja “ jawab saya meresponpemberitahuan Ari. Memasukki badan jalan yang sudah sebagian besar longsor, namun tak terlihat ada tanda tanda ,peringatan berupa papan atau bendera ,petanda bahaya ,sebagaimana lazimnya

[caption id="attachment_364331" align="aligncenter" width="490" caption="offroad/uji mental di km 17 Ende/tjiptadinata effendi"]

142114532396714528
142114532396714528
[/caption]

Sudah2 Tahun, tanpa ada perubahan

Menurut Ari, longsor ini sudah 2 tahun,tapi dikerjakan setengah setengah dan kemudian ditinggal pergi begitu saja. Para pengemudi ,harus menjaga keselamatan masing masing, karena tidak ada petugas yang mengawasi dan tak ada sepotong tanda tanda agar pengemudi harus hati hati.

Kendaraan Inova yang kami tumpangi berjalan dengan perlahan, tiba tiba dari arah depan sebuah bus penumpang melaju dengan kencang dan pas di badan jalan yang sangat rawan, kedua kendaraan berhenti mendadak. Baik kendaraan yang kami tumpangi,maupun bus penumpang yang nekad menyelonong dan membahayakan semua orang yang ada dikendaraan.

[caption id="attachment_364341" align="aligncenter" width="490" caption="jalan rawan maut,tanpa tanda bahaya/tjiptadinata effendi"]

14211492981477513202
14211492981477513202
[/caption]

Maju kena ,mundur masuk ke Jurang

Bus berhenti di posisi aman, sedangkan kendaraan Inova yang kami tumpangi berada diposisi yang sangat berbahaya, karena dipinggir jurang.Setiap saat tanah labil di bawah roda bisa longsor dan akibatnya tidak bisa dibayangkan.

Ari yang menyopiri kendaraan yang kami tumpangi, mengisyaratkan agar sopir bus mengeser kendaraannya agak kepinggir gunung,agar kami bisa lewat. Karena kalau kami maju,pasit akan bergeser dengan badan bus dan kalau mundur,akan masuk ke jurang. Karena posisi kendaraan dalam kondisi yang sangat kritis.

[caption id="attachment_364342" align="aligncenter" width="490" caption="setiap saat badan jalan bisa longsor/doc,pri"]

142114940471413976
142114940471413976
[/caption]

Namun sopir bus tidak mau beranjak .Malah dengan wajah sangar mengisyaratkan dengan tangannya ,akan Inova yang kami tumpangi terus maju. Saya mau turun dari kendaraan untuk mendatangi sopir bus, tapi begitu mau membuka pintu mobil, Ari berteriak:” Jangan turun Om,bahaya!” Saya melihat lewat jendela kendaraan, ternyata apa yang dikatakan Ari benar, bila saya emosi dan tetap turun,sebelah kaki saya akanmenginjak tempat kosong dan langsung kejurang

[caption id="attachment_364343" align="aligncenter" width="490" caption="selamat lewat jalan maut/doc.pri"]

1421149490643160246
1421149490643160246
[/caption]

.

Syukur Selamat

Tidak bisa berpikir lama,Ari mengambil keputusan untuk tetap maju dan merapatkan kendaraan ke dinding bus. Hampir bergesekandan beberapa detik kemudian kamilewat dengan selamat. Kami bersyukur selamat. Namun bagaimana dengan nasib kendaraan yang melalui jalan ini dimalam hari atau dihari hujan lebat? Tak dapat saya menjawabnya. Saya sarankan kepada sopir untuk melaporkan. Tapi Ari hanya ketawa sinis,sambil berucap :” Percuma Om, karena sudah 2 tahun kondisi ini, tidak ada satupun pejabat daerah yang peduli. Mungkin harus ada korban yang jatuh,baru ada tindakan”

[caption id="attachment_364344" align="aligncenter" width="490" caption="selamat sampai di ende/doc,pri"]

1421149558709184958
1421149558709184958
[/caption]

Karena saya bukan dalam kondisi untuk melaporkan ,maka saya hanya bisa berdiam diri,sambil bersyukur,kami bisa selamat melewati bahaya.Semoga ada pejabat setempat yang peduli dan tidak harus menunggu korban berjatuhan .

Ende, 13 Januari , 2015

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun