Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tinggal di Luar Negeri, Tidak Harus Kehilangan Jati Diri

2 Juli 2017   15:35 Diperbarui: 3 Juli 2017   10:41 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walaupun  ada pribahasa yang mengatakan bahwa :' Dimana bumi di pijak,disana langit di junjung" ,tentu harus disikapi secara arif dan bijak. jangan sampai ditelan mentah mentah.Tinggal di negeri orang,tentu kita harus menghargai budaya dan adat kebiasaan setempat. Bila kita tidak suka,maka kita tinggal diam,tanpa harus menunjukkan bahwa kita tidak suka.

Hal ini ditekankan oleh pemerintah Australia ,khusus untuk para pendatang ,yakni:" jangan menghakimi orang lain, bila tidak sesuai dengan budaya di negeri asal anda" Disini, anak anak memanggil orang dewasa dengan menyebut nama,adalah hal yang sangat biasa. Bagi telinga kita,pasti dianggap sangat tidak sopan. Hal ini saya alami ketika pertama kali tinggal di sini. Teman teman cucu kami ,memanggil putri kami dengan sebutan nama. Tentu saja saya kaget mendengarkannya,syukur putri kami menjelaskan bahwa bagi mereka hal ini adalah hal yang sangat biasa.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Bagaimana Sikap Kita?

Tentu saja kita tidak mungkin mengubah tradisi dan budaya orang dinegerinya.Yang dapat dilakukan adalah menjaga ,agar anak cucu kita jangan sampai ikut ikutan gaya anak anak disini.

Karena tinggal dinegeri orang, bukanlah berarti kita kehilangan jati diri. Tinggal di Australia, tidak akan menjadikan kita : "orang Australia" walaupun mungkin secara formal, bisa jadi paspor berganti warna.Tetapi jangan sampai kepribadian kita sebagai orang Indonesia larut dalam budaya orang.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Konsisten Mengawal Jati Diri

Kemarin, tanggal 1 Juli,2017 ,mantu kami Luci ,merayakan ulang tahun. Kami makan siang di salah satu restoran di bilangan Victoria Park. Sementara acara makan bersama anak mantu dan cucu cucu, serta mantu cucu, putra kami berulang kali menuangkan teh hangat kecangkir saya dan istri.

Hal yang mungkin tampak sepele,tapi bagi kami sebuah kebahagiaan,bahwa walaupun sudah lama tinggal di Australia, tapi putra kami tetap konsisten menerapkan kepribadian sebagai orang Indonesia,yakni menghormati kedua orang tuanya.

sam-3645-jpg-5958afff52211425241c1432.jpg
sam-3645-jpg-5958afff52211425241c1432.jpg
Acara Potong Kue Ultah

Malamnya,kami kembali berkumpul dirumah keluarga putra kami di Romano,dalam acara memotong tart ulang tahun. Sebelum pemotongan kue ultah, Dea Karina Putri,cucu kami sudah menyediakan kami masing masing secangkir capucinno, karena udara lumayan dingin, yakni 7 derajat Celcius. kemudian Giovano, cucu kedua kami ,kembali membawakan teh hangat untuk kami berdua.
Usai menyanyikan lagu :"Happy Birthday" maka kue Ultah dipotong . 

img-20170702-wa0007-5958b2b7e995f022ce4af223.jpg
img-20170702-wa0007-5958b2b7e995f022ce4af223.jpg
dapat kue ultah dari mantu /dokumentasi koleksi keluarga

Mantu kami Luci,memotong kue dan mengantarkannya kepada saya dan istri.Walaupun sesungguhnya,kami bisa saja mengambilnya masing masing, karena hanya selangkah di depan mata,akan tetapi ritual penyerahan kue Ultah dari mantu kami Luci,kepada kami berdua,sungguh sungguh merupakan momentum yang tak ternilai.

Karena lengkaplah sudah bukti bukti nyata,bahwa walaupun sudah belasan tahun tinggal dinegeri orang,tetapi anak mantu dan cucu cucu ,serta mantu cucu kami, tetap mempertahankan kepribadian ,sebagai orang Indonesia. Paspor boleh saja berganti warna,namun jangan sampai kehilangan jati diri sebagai orang indonesia.Dan kami bersyukur,anak mantu dan cucu cucu,serta mantu cucu ,semuanya masih utuh memiliki kepribadian orang Indonesia.

catatan: semua foto adalah koleksi foto keluarga

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun