Terobsesi Kesuksesan ,Berakhir Nestapa
Secara sadar ataupun tanpa sadar, kita sering menghabiskan waktu untuk hal hal yang sesungguhnya tidak perlu. Paahal kalau kita mau meluangkan sedikit waku kita untuk merenungkan dan memahami,bahwa sesungguhnya waktu adalah karunia Tuhan,yang tidak mungkin kita beli dengan harga berapapun.
Kita bisa mewarisi harta kekayaan ataupun mungkin keahlian kita kepada anak anak cucu,namun tak seorang pun di dunia ini, yang dapat mewarikan waktunya kepada salah satu anggota keluarganya, Walaupun kita sadari bahwa waktu adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya,namun tetap saja ,tidak mampu untuk mengontrol diri,agag berhenti melakukan kesalahan yang sama.
Menghabiskan waktu untuk hal hal yang tidak penting,sementara tugas dan kewajiban utama terhadap keluarga terlupakan.
Baru Menyadari Ketika Semua Sudah Terlambat
Oktober lalu, dalam acara pulang kampung, saya mencoba menghubungi semua sahabat lama,yang sudah belasan ,bahkan puluhan tahun tidak bertemu. Kami sengaja menginap di Hotel Mariani ,yang lokasinya disamping gereja di Padang ,sehingga kami bebas menerima tamu hingga larut malam..Padahal di Padang sesungguhnya ,adik adik dan ponakan ponakan kami sudah beberapa kali mengajak kami nginap dirumah mereka. Namun ,kami berpendapat ,di hotel teman teman lebih leluasa datang dan pergi,
Johny (bukan nama sebenarnya) ,baru datang,ketika jam mendekati pukul 10,00 malam. Namun ,tidak masalah,karena adik adik kami barusan pulang dari berbincang bincang dengan kami, Hampir saya tidak mengenal lagi wajah Johny, yang dulu gagah dan tegap. Kini dihadapan saya ,berdiri seorang lelaki tua renta,,yang seakan sudah berusia 80 tahun..
Ketika saya memeluknya,,sangat kentara sekali,nafasnya sesak dan suaranya hampir hampir tidak terdengar,. Saya biarkan Johny duduk menenangkan diri dan istri saya menyuguhkan segelas the hangat.
Kisah Hidup Johny
“ Rumah tangga saya sudah brantakan Effendi” ,Kata Johny mengawali pembicaraannya,dengan suara parau..Kemudian menarik nafas panjang,,,Saya kaget tentunya,namun menahan diri untuk tidak memberikan komentar,yang dapat membuatnya menjadi bertambah sedih.
Johny ,,pada waktu muda,gagah cerdas dan menyandang beberapa gelar prestisius, Jadi pembicara dimana mana. Bahkan menurut penuturannya, diundang sampai jadi pembicara disalah satu Universitas di Malaysia,