[caption id="attachment_365819" align="aligncenter" width="560" caption="foto di Kompasianival/tjiptadinata effendi"][/caption]
Setahu saya bila seseorang lolos dalam seleksi ”Indonesian Idol“ atau lolos dalam seleksi ratu kecantikan Indonesia, mendapatkan tawaran dari berbagai produk ataupun untuk jadi pemain figuran, adalah hal yang sangat lumrah. Apalagi bila yang bersangkutan tampil sebagai pemenang dan menjuarai kompetisi tersebut, pasti akan dapat tawaran yang cukup menggiurkan dari berbagai kalangan. Setidaknya jadi bintang iklan sabun mandi atau produk minuman bergizi.
Tapi kalau terpilih sebagai Kompasianer of the year, ternyata dilamar orang, baru kali ini saya tahu dan kebetulan mengalaminya sendiri. Sejak nama saya muncul di Taman Mini Indonesia dalam acara akbar Kompasianival yang diselenggarakan pada tanggal 22 November, 2014, di samping ratusan ucapan selamat yang saya terima, ada beberapa pesan yang menarik, yakni lamaran untuk bergabung pada salah satu blog. Dan lamaran tersebut disertai dengan tawaran kontrak kerja. Tugas saya adalah mengisi rubrik setiap hari. Dalam kata lain, kewajiban saya adalah ”one day, one article” seperti yang sudah saya terapkan sepanjang tahun ini di Kompasiana.
Untuk honor basic saya akan mendapatkan senilai nominal 2 juta rupiah plus setiap bulan akan ada bonus berdasarkan dana yang masuk.
Dilamar Berarti Sebuah Apresiasi
Kalau kita melamar pekerjaaan ,tentu sudah merupakan hal yang sangat lumrah, tapi kalau kita yang dilamar untuk bekerja, bagi saya adalah sebuah apresiasi. Terlepas dari berapa besar jumlah nominal yang dijanjikan.
Bahkan data saya di Kompasiana jelas terurai secara komplit dalam surat lamaran elektronik tersebut, antara lain, menurut data yang berhasil kami himpun, Bapak Tjiptadinata Effendi sudah berhasil meraih:
- Kompasianer of the year 2014
- Termasuk urutan Pertama dan dalam 14 Kompasianers penulis Fiksi nonpuisi terbaik
- Termasuk urutan kedua dalam 14 Kompasianers teraktif selama 2014
- Termasuk urutan kelima dalam 14 Kompasianers Bidang Edukasi selama 2014
Tentu saja hal ini merupakan sebuah penghargaan bagi saya pribadi. Namun saya tidak perlu berpikir atau mempertimbangkannya, karena sejak awal bergabung di Kompasiana, saya sudah bertekad untuk setia menulis di sini. Oleh karena itu, kedua tawaran tersebut saya tolak dengan ucapan terima kasih.
Alasan saya adalah:
- Saya Diterima dengan sangat baik oleh teman teman.
- Saya diterima dengan baik oleh Pengelola Kompasiana bersama seluruh staf admin.
- Saya dan istri menikmati hari-hari kami selama bergabung di Kompasiana.
- Di sini kami belajar sejak dari awal meng-upload foto dan mem-publish-nya.
- Tulisan saya, kendati terkadang sepi pembaca, setidaknya dapat menjadi inspirasi dan motivasi.
- Saya senantiasa membuka diri untuk persahabatan dari mana pun.
Tapi tidak dengan meninggalkan Kompasiana
Setiap orang butuh uang, tapi uang bukan segalanya di dalam hidup ini. Ada hal-hal yang nilainya ”tak terhingga”, yakni sebuah jalinan persahabatan, yang takkan mungkin dikalkulasikan dengan sejumlah uang. Namun tentu saya wajib mengucapkan terima kasih kepada yang sudah berbaik hati memberikan sebuah tawaran berkarya, yang saya maknai sebagai sebuah apresiasi.
Kemayoran, 23 Januari, 2015
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI