Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Australia, Ridak Ada Protes meski Tarif Listrik dan Angkutan Umum Naik

22 Juli 2017   18:29 Diperbarui: 23 Juli 2017   07:20 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi pribadi)

Sejak tanggal 1 Juli ,2017 ,tarif listrik naik. Kalau dihitung hitung bisa mencapai 500 dolar pertahun atau sekitar 5 jutaan rupiah. Sementara itu ,tarif bus juga naik,bervariasi.Sebagai contoh.selama ini tarif untuk Pelajar adalah 50 Cent atau setara Rp.5000.-- Tapi tadi siang,karena ikut rombongan dari Senior Citizen,baru tahu tarif ini sudah naik menjadi 70 cent atau sekitar Rp.7.000.-- Untuk orang dewasa juga mengalami kenaikan berkisar antara 30 -40 persen.Tapi tidak ada berita mengenai protes warga tentang kenaikan harga yang cukup tajam ini. Bagi para pemegang Kartu Senior dan Sekaligus Transperth Card. selama tidak menggunakan bus umum pada jam sibuk, bisa naik turun sesukanya,tanpa dikenakan biaya apapun.Begitu juga dengan kereta api. Kalau tidak ada kepentingan mendesak,maka pilihan terbaik adalah menggunakan transportasi umum.. Pertama menghemat BBM dan kedua menghindari tarif parkir yang bervariasi,antara $.1.80 per jam ,hingga $.4.00 per jam. Itupun bukanlah berarti kita bisa parkir langsung ditempat yang dituju.Tidak jarang harus parkir sejauh satu kilometer dan kemudian berjalan kaki ketempat tujuan kita.

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)
Weekend Naik Kereta Api Tengah Malam Gratis
Walaupun tarif angkutan umum dinaikkan dengan persentase cukup tinggi,namun di waktu weekend,yakni mulai Jumaat hingga Sabtu dini hari, setiap orang dapat memanfaatakan angkutan kereta api,tanpa dipungut biaya apapun,untuk semua jurusan.
Karena bagi orang Australia, Jumaat sore ,Sabtu dan Minggu ,merupakan hari keluarga. Mereka tidak mau diganggu dengan pekerjaan,walaupun ditawarkan overtime yang cukup menggiurkan. Oleh karena itu,beruntunglah para pekerja dari Indonesia.Karena ketika orang Australia menolak,justru orang Indonesia dan Asia pada umumnya,berebutan untuk dapat kesempatan bekerja di hari libur . Apalagi kalau ada kerja malam ,maupun subuh,gaji perjam bisa mencapai $.48-- atau sekitar 500 ribu rupiah perjam! Ini bukan gaji Boss atau insinyur,tapi gaji pekerja kasar ,seperti Cleaning Service ,maupun kerja di Mall .
Beda Negeri Beda Budaya
Kalau di negeri kita,orang hobi ramai ramai demonstrasi,pada setiap ada kenaikan tarif,tapi disini,warga tampak cuek ,tarif mau naik atau mau turun. Begitu juga harga BBM bisa turun naik dalam sehari dan bisa beda harga antara satu Pompa Bensin dengan yang lainnya.Walaupun masih dalam jarak tidak lebih dari 1 Km. Bahkan pernah ada yang obral  BBM cuma 90 cent perliter,sementara yang lainnya pasang tarif $.1.30 ,juga tidak ada reaksi yang berlebihan. Mungkin karena pendapatan mereka setiap bulannya sudah mencukupi,maka hal ini menciptakan sikap masa bodoh ,tentang gejolak harga.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun