Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Sudah Kakek Nenek Masih Pantaskan Tampil Mesra?

10 Juli 2015   19:32 Diperbarui: 10 Juli 2015   19:32 1818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto di Palangkaraya /tjiptadinata effendi

Sudah Jadi Kakek Nenek, Apakah Masih Pantas Tampil Mesra?

Seingat saya, di jaman saya masih kecil, kaum wanita yang sudah melahirkan anak, tidak lagi pakai gaun, tapi pakai sarung. Sudah jadi orang tua. Acara pegang pegangan tangan antara suami istri ataupun sikap mesra lainnya, sudah dianggap tabu.untuk dipertontonkan di depan umum.

Begitu juga kalau ada acara dan foto bersama, maka sikap antara suami istri adalah formal. Berdiri boleh dekat, tapi tidak ada acara tempel-tempelan tubuh atau gandengan tangan.

Jaman Sudah Berubah

Sejak kami menikah ditahun 1965, acara wanita pakai sarung, sudah tidak lagi jadi kewajiban moral. Kecuali di perkampungan, tradisi pakai sarung ini masih berlanjut hingga dalam kurun waktu yang panjang. Saya sudah lama tidak lagi mengikuti perkembangan terkini, entah tradisi ini masih tetap berlangsung atau tidak.

Istri saya tidak pernah pakai sarung hingga sudah punya cucu 10 orang. Bahwa ada yang mengangap hal ini tidak pas, kami tidak pernah memusingkannya. Selama yang dipegang pegang, adalah istri sendiri, bukan istri orang lain.

Tampil Mesra, Sangat Berpengaruh Terhadap Kualitas Hidup Pasangan

Tampil mesra disini ,tentu saja maksudnya mesra yang alami. Bukan niru gaya selebritis, cium sana cium sini . Hingga saat ini, setiap kali berjalan turun atau naik tangga, saya senantiasa membimbing tangan istri saya. Bukan karena takut jatuh, tapi sudah mendarah daging.

Hal ini membawa dampak yang sangat positif dalam kehidupan pribadi kami berdua. Di antara kami berdua, tidak ada main suruh suruhan, tapi kami lakukan dengan ikhlas. Misalnya setiap pagi, istri saya senantiasa menyediakan saya secangkir kopi hangat. Dan tidak pernah minum terlebih dulu, tapi kami minum barengan. Tak ada keharusan, tapi keikhalasan. Contoh yang diberikan oleh istri saya, secara sadar ataupun tidak, menjadi juga kebiasaan diri saya. Sehingga, saya tidak pernah makan sendirian, kami senantiasa makan bersama. Tidak jarang, sepiring makan berdua

Contoh Teladan Bagi Anak Cucu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun