[caption id="attachment_340187" align="aligncenter" width="539" caption="salah satu supermarket di wollongong/ft,tjiptadinata effendi"][/caption]
Cara Mendidik Warga untuk Jujur –Mungkinkah dilakukan di Indonesia?
Cara Mendidik Warga untuk Jujur
Sejak tahun lalu, kalau kita berbelanja di Mall atau di Supermarket, ada hal yang menarik untuk disimak. Khususnyasaya sebagai orang Indonesia.Begitu masuk ke mall, kita boleh meminjamkereta sorong yang disediakan disana.Mulailah kita self service shopping. Tidak ada pelayan disana. Mereka sibuk menambah barang barang pajangan yang sudah kosong,untuk menempatkan barang baru. Ada petugas bagian informasi, bila kita tidak mau repot mencari sendiri,dimana letaknya rak barang yang ingin kita beli. Maka petugas akan mengantarkan kita .
Di tiap rak barang ,sudah ada tertera harga masing masing barang. Kita tinggal memilih yang mana yang di butuhkan. Kalau dibagian buah buahan,adakotak yang menyediakan buahan untuk dicoba. Tentunya gratis.Misalnya buah anggur merah,yang berbiji atau seedless(tanpa biji),yang harganya sekitar 4 dollar perkg,tergantung musimnya.
[caption id="attachment_340188" align="aligncenter" width="614" caption="doc,tjiptadinata effendi"]
Puas berkeliling keliling dan kereta sorong sudah penuh dengan barang belanjaan, maka kita menuju ke pintu keluar. Disana ada mesin otomatis untuk menscanner tiap barang yang dibeli. Caranya sangat mudah. Yakni,barang diangkat dan di scan didepan scanner. Begitu berbunyi :’tiit” ,maka harga barang sudah tertera pada layar ,sehingga kita bisa melihat harganya benar atau salah. Terus barang yang sudah discan,dimasukkan ke kantong plastic yang tersedia. Begitu selanjuntnya, sehingga semua jenis barang yang kita ambil selesai di scanner.
Masukkan jumlahuang yang tertera dan kemudian tekan tombol :”okay” .sesaat kemudian ,kalau ada uang kembalian ,akan dikembalikan oleh mesin,berikut bukti pembayaran. Bila masih ragu, tinggal melambaikan tangan dan akan ada petugas yang datang membantu.
[caption id="attachment_340189" align="aligncenter" width="614" caption="shopping mandiri adalah uji kejujuran diri/ft.doc,pri"]
Kejujuran Diri di Tantang
Banyak sekali peluang untuk orang berlaku tidak jujur dalam shopping mandiri ini, misalnya: yang discanning hanya sebagian ,yang lainnya masuk kedalam kantong plastic . Atau yang diambil 4 bungkus ,yang discanner Cuma 2 bungkus. Tapi beberapa kali saya memperhatikan dengan seksama, apa benar orang disini semuanya jujur? Ternyata saya benar benar salut didalam hati, Belum pernah saya melihat ada yang tidak jujur.Walaupun mungkin ada yang tidak terperhatikan, mengingat saya bukan petugas, hanya ingin mencari tahu saja, sejauh mana kejujuran orang disini.
Kemarin,iseng saya bertanya dengansalah satu petugas yang kebetulan asal dari Malaysia. Apakah pernah ada yang ketangkap,karena tidak membayar?Menurut wanita ini, setahu nya belum pernah terjadi. Karena orang disini sudah sejak dulu terdidik untuk berlaku jujur.Lagi pula untuk apa mereka mencuri makanan yang hargany a paling Cuma puluhan dollar?” katanya yakin. Tapi ,katanya ia tidak tahu, apakah di kota besar seperti di Sydney Mall atau supermarket yang memperlakukan system self shopping ini
[caption id="attachment_340190" align="aligncenter" width="300" caption="ambil barang sendii dan bayar sendiri dimesin pembayaran/doc.pri"]
Kalau Harganya Mahal ,boleh dikembalikan
Kalau barang sudah dibeli dan ternyata harganya kemahalan dibanding toko atau mall lagi, selama masih ada bukti pembayaran, boleh dikembalikan dan uang diterima kembali secara utuh.Dalam hal ini lagi lagi, kejujuran diuji. Pernah saya dengar, remaja dari asia, yang beli pakaian untuk dipakai ke pesta dan besoknya dikembalikan lagi ,dengan alasan kemahalan. Mereka mungkin mengangap diri cerdik dan pintar, padahal mereka hanya membohongi diri sendiri dan membohongi orang lain.
[caption id="attachment_340191" align="aligncenter" width="614" caption="barang disini dalam keranjang atau kereta dorong/ doc,pri"]
Catatan Penulis
Untuk mendidik warga berlaku jujur, agaknya perlu waktu yang panjang. Tapi karena di Australia, sudah sejak dulu dipraktekkan ,makanya system yang diterapkan kini,tidak membuat warga disini heran,karena dianggap hal yang sudah biasa.
Apakah memungkinkan untuk diterapkan di Indonesia ? Tentu saja mungkin, namun butuh waktu yang panjang. Setidaknya tulisan kecil ini , dapat menjadi sebuah input untuk dijadikan renungan. Untuk Indonesia yang lebih baik
Mount SaintThomas, 29 Agustus, 2014
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H