Mengapa Tidak Pernah Ada Artikel Tentang Tindakan Kekerasan  istri Terhadap Suami?
Setiap kali mendengarkan atau membaca kata ;'KDRT'"atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga,selalu berkonotasi pada tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kaum pria terhadap wanita dan anak anak. Apakah berarti tidak pernah  kejadian,justru sebaliknya,tindakan kekerasan dilakukan oleh wanita ,terhadap suami dan anak anak?
Tentu tulisan ini,untuk membela kaum pria,karena kebetulan yang menulis artikel ini adalah seorang pria ,melainkan ingin menyampaikan,bahwa dalam memperhatikan kondisi sosial yang terjadi, hendaknya di telusuri dan diamati secara berimbang. Agar pelaku tindak kekerasan yang dilakukan oleh kaum wanita,memahami,bahwa prilakunya,juga termasuk hal yang menjadi perhatian dan keprihatinan masyarakat.
Terus terang,saya tidak berani mengangkat diri ,sebagai :"Pemerhati Sosial",karena pemahaman saya masih sangat dangkal ,dalam hal ini.Walaupun selama tahun 1998 ,saya dan istri sudah berkeliling di hampir seluruh pelosok Nusantara,dalam berbagai kegiatan sosial
Kembali Ketopik
Kejadian yang saya tuliskan disini,terjadi justru atas diri orang orang yang sangat dekat dengan saya, karena pernah bekerja sebagai Broker atau memasok berbagai komoditas dagang,seperti biji kopi,cassia, gambir ,pinang dan cengkeh. Sepanjang bergaul dan bekerja sama dengan perusahaan kami, ketiganya sangat jujur dan tidak sekali jua mengecewakan .
Syafril
Kerja keras ,dari pagi hingga malam. putra putri masih di SD. Cita citanya adalah mewujudkan impian istri tercinta,yakni memiliki warung sendiri dirumah mereka ,yang berlokasi di Ulak Karang. Agar istrinya juga memiliki kegiatan dirumah dan sekaligus penghasilan sendiri.
Dimasa masa sibuknya ,kami ekspor kopi, Syafril hampir setiap hari pulang malam.Bukan kemana mana,tapi membantu menguruskan barang barang yang dipasoknya pada perusahaan kami. Misalnya  ,mengikat karung goni bekas biji kopi,menuliskan label nama,agar tidak tertukar. Menghitung berapa banyak komisi yang diperolehnya pada hari itu dan malam itu juga,haknya kami serahkan. Karena kami membiasakan ,jangan pernah menahan hak orang,dalam bentuk apapun.
Hampir setiap hari ada telpon masuk dari sang istri tercinta,minta bicara dengan suaminya ?Syafril :'" Maaf ya pak,saya kuatir sudah malam suami saya kenapa kenapa..boleh saya bicara sebentar?"
Nah,tentu saja ,kami juga ikut senang ,mendapatkan bahwa antara suami istri ,sangat rukun.Tidak sia sialah Syafril kerja keras untuk membahagiakan istri dan anak anak mereka.Akhirnya cita cita membangun warung dirumah mereka ,terpenuhi. Pada masa itu, memiliki warung yang serba ada, walaupun kecil,sudah merupakan suatu hal yang membanggakan keluarga. Sudah menjadi :'orang terpandang" di kampung nya.