Seorang tokoh masyarakat sedang berbicara dengan berapi api dihadapan ratusan komunitasnya yang memenuhi seluruh ruangan. Semua yang hadir bagaikan terpukau mendengarkan wejangan dari Pak Yulius,yang begitu piawai menata dan merangkai kata ,serta disertai intonansi yang berapi api dan mengelegar.
“Saudara saudara. Bila kita memberi hanya dari uang recehan, dengan pikiran :”daripada ngotorin dompet saya”,maka pemberian itu sama sekali tidak ada artinya .Betul saudara saudara?”
Bagaikan koor ,seluruh hadirin menjawab :” Betuuuul!”
Makanya saya menghimbau agar mulai saat ini jika mau menerapkan hidup berbagi,maka bagikanlah barang barang anda yang masih berharga. Semakin tinggi harganya,maka semakin tinggi jugalah nilai dari pemberian anda. Amin saudara saudara?”
“Amiiien” ..hampir serempak semua hadirin menjawab.
“Give until hurt” memberi hingga terasa menyakitkan,baru namanya pemberian yang sejati. Nah,ibu ibu yang punya sepatu dua lusin atau tas satu lemari,masa iya mau pakai sepatu tiga lapis ? atau sekali menyandang 3 buah tas sekaligus? Daripada disimpan dalam lemari dan tidak digunakan,alangkah baiknya bila dibagikan kepada orang orang yang membutuhkan,namun tidak mampu membelinya. Karena kalau kita kaya raya ,sepatu lusinan, tas tangan selemari,tapi tidak pernah mau berbagi,maka hidup kita tidak ada nilainya. Betul saudara saudara?”
“Betuuul ”. kembali jawaban dari hadirin mengema diseluruh ruangan. Karena itu saudara saudara terkasih.mulai saat ini, kita semua harus berubah.Meninggalkan cara cara lama,yang sudah usang dan tidak uptodate lagi..Mari kita terapkan :” give until hurt”.Berbagilah hingga terasa menyakitkan ,karena itulah cara berbagi yang baik dan benar. Apa gunanya kita memiliki barang barang begitu banyak,namun hidup kita sama sekali tidak memberikan ,manfaat bagi orang banyak .
Jangan lupa saudara saudara,manusia yang baik itu adalah yang hidupnya bermanfaat bagi orang lain , Paham saudara saudara?”
“Pahaam” Jawab hadirin
Oleh karena itu, mari kita pulang dan terapkan hidup berbagi. !”
Maka gegap gempitalah applaus yang diberikan kepada Pak Yulius. Sambutan singkat yang begitu menyentuh hari nurani dan mampu memompa semangat berbagi semua yang hadir. Sebelum pulang,masing masing antre untuk menyalami pak Yulius,yang begitu dikagumi…