Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Potong Kayu Berdiameter 30 Sentimeter dalam 12 Detik

28 Januari 2015   05:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:15 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14223706202023982907


Glenn Gillam sedang beraksi memotong kayu.(sumber /foto:abcnews)

Glenn Gillam, seorang pria asal Victroria, Australia, memecahkan sebuah rekor memotong kayu yang telah bertahan 50 tahun di Tasmania. Ia berhasil memotong kayu berdiameter 30 sentimeter hanya dalam waktu 12,12 detik.

Di tahun 1965, Clayton Stewart berhasil membukukan rekor setelah memotong kayu 30 cm di Tasmania dalam tempo 13,7 detik.Sejak itu, setiap tahunnya para pemotong kayu datang ke Tasmania untuk mencoba memecahkan rekor. Namun, baru Gillam yang berhasil melakukannya.

Hadiah 50.000,--Dollar

Ia pun mendapatkah hadiah 50 ribu dolar (sekitar Rp 500 juta) dari pengusaha Errol Stewart, yang tak lain adalah anak Clayton Stewart. Lomba memotong kayu dengan kampak ini memang rutin dilakukan bersamaan dengan peringatan Australia Day,yang dirayakan setiap tanggal 26 Januari,setiap tahun.(sumber: abcnews)

Kompetisi Memotong Balok dengan Kampak Jadi Tradisi di Australia

Tahun lalu, putri kami mengajak kami untuk refreshing keluar kota, sekaligus menyaksikan kompetisi atau perlombaaan yang diselenggarakan di Dapto. Kompetisi ini diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat dan salah satu pesertanya adalah suami teman putri kami, Nyonya Allison. Kami masing-masing mengendarai mobil sendiri, sehingga total ada 3 kendaraan dari grup kami. Perjalanan dari Mount Saint Thomas ke Dapto hanya memakan waktu sekitar 25 menit. Ini adalah untuk kedua kalinya kami ke sini. Karena pada kunjungan pertama, kami terlambat tiba sehingga tidak bisa menyaksikan semua acara.

Sewaktu kendaraan kami memasuki arena parkiran kompetisi, kelihatan hampir seluruh tempat parkir sudah terisi. Padahal menurut jadwal undangan, masih ada waktu sekitar 40 menit lagi sebelum acara diresmikan. Kelihatan warga cukup antusias menyaksikan kompetisi ini, baik untuk memberikan support kepada salah satu anggota keluarga yang ikut kompetisi maupun yang sekedar refreshing seperti kami.

Kurang 5 menit dari pukul 10.00 pagi, acara resmi dibuka oleh pejabat sosial setempat. Yang menjelaskan secara singkat bahwa tujuan kompetisi ini adalah untuk mendorong agar penduduk betah memanfaatkan lahan pekarangan mereka dengan menamam berbagai macam buah dan tanaman hias. Sekaligus mengingatkan kepada kaum wanita agar mengisi waktunya dengan hal hal positif, seperti menjahit dan merangkai bunga. Sedangkan kompetisi memotong kayu dimaksudkan sebagai salah satu cabang olahraga

Kelihatan Mudah


Kalau menebang pohon, kelihatannya  gampang. Pertama kita bisa mencari posisi yang pas dan kedua pohon yang masih hidup, kayunya relatif lebih mudah dipotong ketimbang kayu yang sudah kering dan hanya merupakan potongan kayu sepanjang 1 meter. Sepengetahuan saya, di negeri kita belum pernah saya menyaksikan kompetisi semacam ini.

Saya memperhatikan, kampak yang beratnya sekitar 5 kilogram, yang diasah hingga sangat tajam, ternyata dalam ayunan pertama dan kedua, seakan kayu yang dipotong tampak bergeming. Baru pada ayunan ketiga, keempat, dan seterusnya yang saling susul dengan sangat cepat, serpihan kayu mulai berserakan di rerumputan.

Cukup menegangkan menyaksikannya, karena apabila salah menebas, maka dipastikan kaki peserta akan terputus, terkena ayunan kampak besar dan sangat tajam. Namun kekuatiran ini ternyata tidak beralasan karena mereka sudah sangat piawai mengayunkan kampak. Seakan sudah menyatu dengan pemiliknya. Dalam waktu kurang dari 2 menit, balok kayu yang berdiameter sekitar 60 cm tersebut sudah terputus menjadi dua!

Namun kompetisi baru merupakan seleksi untuk yang masuk ke final. Berarti yang keluar sebagai pemenang saat ini harus sekali lagi berlaga, memperlihatkan ketrampilan dan ketahanan fisiknya untuk memotong balok kayu.

Menyaksikan adegan demi adegan dari kompetisi potong kayu ini sangat mengasyikkan dan sekaligus menegangkan. Tanpa terasa total lomba unik ini menghabiskan waktu sekitar 2 jam.Ternyata ,apa yang tampaknya mudah, belun tentu mudah juga dalam pelaksanaannya,

Diikuti Juga oleh Para Remaja

Lomba tebang balok ini ternyata tidak hanya diantara kaum pria dewasa,tetapi juga dilakukan oleh remaja pria. Kompetisi ini dikategorikan sebagai Yunior Competition Cutting Tree.Tujuannya adalah selain dari olah raga, sekaligus menjaga kelestarian olah raga unik ,yang sudah menjadi tradisi warga Australia.

Disamping itu juga untuk melatih sikap waspada dan fokus pada kegiatan yang dihadapi. Karena lengah sedikit saja, dapat dibayangkan apa yang akan terjadi.

Kemayoran, 27 Januari, 2015

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun