Mengangkat barang yang beratnya Cuma 10 -11 kilogram,apa sih susahnya.? Apalagi ada trolly yang tidak perlu bayar sewa seperti halnya diterminal bandara di Australia. Akan tetapi berempati dengan kondisi orang orang yang mencari makan sebagai Portir,maka setiap kali berangkat, selalu kami serahkan kepada Portir. Kami selalu membiasakan diri untuk bertanya :” Mas,bawa koper ini berapa biayanya mas?” Kalau dijawab :”Ya.terserah ibu saja,” maka kami tidak pernah memberikan kurang dari Rp.30.000,-- hanya untuk dua potong koper pakaian yang beratnya hanya sekitar 10-11 kilogram.
Tapi pagi ini ,ketika kami turun dari taksi di Terminal 1 B dan menyerahkan dua potong koper pakaian dan satu potong tas tangan yang beratnya Cuma 3 kg.,ternyata Portirnya pasang tariff :” Rp.60.000 ,- bu” Bahkan ketika istri saya mau membayar Rp.40.000,-- untuk total berat barang yang tidak lebih dari 25 kg. Portir ini tetap menolak,tidak mau mengangkatnya.
Sudah lama saya tidak marah. Tapi pagi ini ,saya jadi sangat jengkel,menengok ulah Portir yang mematok tariff semaunya. Maka saya angkat barang dan jalan melenggang,karena memang tidak ada apa apanya ,angkat barang yang Cuma 10 kg, Sesudah barang saya angkat,baru si Portir teriak teriak,:” Yaa udah bu.. Rp.50.000.—aja”
Tapi saya tidak menengok dan tidak menjawab. Ternyata perlakuan seperti ini,bukan hanya kami yang alami,tapi juga beberapa penumpang lainnya. Sikap mereka ,telah mengubah,rasa empati para Penumpang menjadi perasaan jengkel . Sehingga yang masuk mengantarkan barang kedalam hanya satu dua orang Portir ,yang tidak neko neko. Sedangkan yang lainnya,mereka lebih senang mundar mandir,menanti penumpang ,yang mau bayar sepotong Rp.20.000,--
Rp.20.000 Tidak Banyak,Tapi Merusak Citra Bandara
Rp.20.000 bukanlah sebuah nominal yang patut dijadikan bahan bicara,tapi caranya yang tak ubahnya bagaikan preman memalak di pasar atau diterminal.dapat mengubah image bandara Internasional Sukarno Hatta ini,menjadi miring.Bila dibiarkan,maka bandara Sutta tidak ubahnya bagaikan di terminal bus.
Rata rata orang tidak keberatan membayar,tapi tidak untuk sebuah cara yang berbuat,seolah semua calon penumpang adalah orang yang gampang di bodoh bodohin. Rp.20.000 untuk tas tangan yang beratnya 3 Kg..sungguh keterlaluan!
Semoga hal kecil dan tampak sepele ini,mendapatkan perhatian dari Pengelola Portir di Bandara Sutta. Saya tidak tahu,apakah hanya terjadi di terminal 1 B saja,atau malah sudah menjalar ke terminal lainnya.Semoga ada tindakan dari instansi terkait,
Terminal 1 B .Bandara Sutta, 14 OKTOBER ,,2016
Tjiptadinata Effendi