Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Plymouth Tahun 57, Mobil Pertamaku

19 Juli 2017   23:27 Diperbarui: 27 Juli 2017   23:58 2077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah hidup sebagai penjual kelapa selama bertahun tahun di Pasar Tanah Kongsi,akhirnya berkat kerja keras siang dan malam,Tuhan mengijinkan saya menemukan turning point atau titik balik dalam kehidupan. Saya mulai alih profesi,dari berjualan dipasar kumuh,kini sudah menjadi seorang pengusaha. Akan tetapi saya tidak ingin meniru gaya ,pengusaha lain,yang begitu hidupnya mulai berubah,langsung beli kendaraan baru ,agar tampil anggun dan bergengsi. Saya memilih membeli mobil Plymouth buatan tahun 1957,dari salah satu kerabat kami,yang juga adalah montir kendaraan.

Cukup banyak teman teman pengusaha,yang menertawakan saya dan dianggap lucu dan aneh.Tapi saya tidak peduli,karena prinsip saya adalah tidak akan membeli mobil,dengan uang pinjaman dari bank. Maka keuntungan yang ada pada waktu itu dan tidak mengganggu cash flow untuk berjalannya perusahaan adalah membeli mobil bekas,senilai 500 ribu rupiah. Dengan kendaraan inilah setiap hari Minggu, Saya membawa keluarga jalan jalan ke Padang Panjang,Bukittinggi dan Pekanbaru.Bahkan menyempatkan diri,untuk secara bergantian membawa orang tua saya dan ibu mertua jalan jalan keluar kota.

Rem Blong

Karena baru pertama kali memiliki kendaraan,maka saya tidak merasa perlu untuk memeriksa kelengkapan kendaraan. Akibatnya pada waktu membawa anak istri dan ibu saya almarhum,dalam perjalanan ke Bukittinggi,tiba tiba rem blong.Saya mencoba menginjak berkali kali ,tapi tidak ada hasilnya.Kendaraan tetap meluncur dengan kencang. Tidak ada lagi waktu untuk berpikir ,maka secara reflek,saya tarik rem tangan sekencangnya dan sekaligus mendorong persneiling ke gigi satu.Akibatnya bunyi berderak dan mobil tersentak berhenti. Jantung serasa mau copot ,karena dikendaraan ada anak anak dan istri ,serta ibu saya. Tidak berani saya membayangkan andaikata kendaraan tidak berhenti,

Setelah mulai tenang ,saya buka tutup kap kendaraan dan memeriksa,ternyata minyak rem kosong.Syukurlah ada minyak rem serap dibaga dan saya isi hingga batas maksimal.Sejak hari itu, saya selalu memeriksa semua kelengkapan kendaraan,sebelum mulai berangkat.

Di Dumai Kendaraan Hampir Terbalik

Pernah dari Pekanbaru saya ke Dumai,karena anak anak dan istri belum pernah kesana. Tetapi ditengah jalan tiba tiba stir tidak dapat dikendalikan. Kendaraan berputar arah ,tanpa dapat dikuasai,karena dijalan ada minyak yang berserakan,sehingga sangat licin.Dalam keadaan kritis,saya coba injak rem sekuatnya,malahan kendaraan berputar 180 derajat.Syukurlah saya tidak panik,saya ganti ke persneiling satu dan kendaraan melambat ,sehingga dapat dikendalikan perlahan lahan dan kami selamat.

Hujan Lebat dan Penghapus Kaca Rusak

Sewaktu pulang menuju ke kota Padang,dijalanan hujan lebat dan berkabut,saya berusaha untuk mengendarai sangat hati hati,Tapi jarak pandang hanay sekitar 3 meteran dan sangat berbahaya.Sementara Wiper atau penghapus kaca tidak bekerja dengan baik.Saya memilih untuk berhenti di Rumah Makan Padang,yang kebetulan tampak dipinggir jalan . Sekalian kami makan malam disana. Karena sama sama sekampung maka saya menceritakan bahwa kabut sangat tebal dan penghapus kaca tidak bekerja dengan baik. Beruntung pemilik rumah makan,memberikan segenggam tembakau. Katanya,celupkan kedalam air dan kemudian  sapukan di kaca mobil . Saya coba lakukan dan ternyata hasilnya luar biasa,kaca mobil menjadi terang,karena air tembakau tersebut.

Maka ketika hujan mereda,saya pamitan dan kami pulang menuju ke Padang.Bersyukur,akhirnya kami tiba dengan selamat dirumah kami  di Padang

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun