Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Piring Hitam yang Dulu Dibuang, Kini Diburu

9 Maret 2016   18:21 Diperbarui: 10 Maret 2016   01:40 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ketetangan foto: Piringan Hitam yang dulu dibuang orang,kini diburu orang banyak/tjiptadinata effendi"][/caption]Kebangkitan Piringan Hitam

Manusia pada umumnya suka musik. Dari musik klasik, dangdut, pop dan beragam bunyi bunyian yang dapat dikategorikan sebagai music. Pasti ada penggemarnya. Salah satu penyimpan musik yang sudah banyak dilupakan orang, bahkan mungkin generasi muda, banyak yang belum pernah menengok bendanya dari dekat adalah: piringan hitam.

Yang biasanya berpasangan dengan alat pemutarnya yang bernama Gramophone. Namun, setelah lama dilupakan orang karena beragam perangkat mutahir, seperti HP dan Gadget sebagai penyimpan musuk yang lebih efektif dan gampang dibawa bawa. Piringan hitam belakangan bangkit kembali.

Akan tetapi seiring dengan memudarnya penyimpan musik seperti Kaset dan CD  justru Piringan Hitam ini bagaikan bangkit dari tidur panjangnya. Dapat dilihat iklan iklan yang menawarkan Piringan Hitam dan Gramophone-nya.

[caption caption="Dok. Pribadi"]

[/caption]

Piringan Hitam atau Vinyl merupakan format fisik untuk penyimpan musik yang paling kuno. Jauh sebelum lahirnya era  Kaset dan CD. Benda yang disebut Piringan Hitam ini, tempo doeloe merupakan media tunggal bagi penyimpan musik.

Bangkitnya minat terhadap Piringan Hitam yang sudah dianggap 'kuno' ini  didukung oleh semakin getolnya musisi yang menerbitkan album dengan format gaya ini.  Di Indonesia sendiri, dapat di-searching di google untuk menengok bahwa hobbi mengoleksi benda kuno yang bernama Piringan Hitam ini sudah melakukan reinkarnasinya. Cukup banyak artis yang terlibat dalam menyambut  berkembangnya hobi dan kegemaran dalam mengoleksi Vinyil atau Piringan Hitam.

Tekhnik rekaman di jaman itu  masih bersifat alami , tanpa terdistorsi oleh kemajuan jaman dan tak terjamah oleh komputerisasi. Hal  ini membuat hasil rekaman menjadi sangat nyata, seakan-akan pemusiknya hadir di antara pendengarnya.

Meningkatnya hasrat untuk kembali ke jaman tempo doeloe  ini,salah satu alasannya adalah  kualitas suara yang dianggap  jauh lebih sempurna, dibanding format musik lain. Bentuk fisik piringan hitam yang lebih besar ini,dinilai  dapat menampilkan karya seni yang terdapat pada sampul album, secara lebih afdol.

Banyak orang ikut mengoleksi Piringan hitam walaupun sesungguhnya tidak begitu paham tentang seni musik, termasuk penulis artikel ini. Sehingga ada orang mengoleksi piringan hitam untuk dipajang baik berupa koleksi piringannya, atau bahkan ada yang cuma mengoleksi sampulnya

[caption caption="Dok. Pribadi"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun