Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Persahabatan yang Pernah Tergadai

30 April 2015   20:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:30 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430402181150816804

[caption id="attachment_381023" align="aligncenter" width="338" caption="Setiap orang pernah berbuat salah/tjiptadinata effendi"][/caption]

Persahabatan Yang  PernahTergadaikan

Kenapa aku ada dalam tahanan? Apa sesungguhnya salahku.sehingga sahabat baikku, yang setiap kali bertemu,selalu memelukku dan berkata :”Tuhan memberkati” .Mengapa ia melakukan hal ini kepadaku?

Malam itu sungguh,tak semenitpun mataku dapat kupejamkan.Ada kegundahan yang amat sangat, rasa perih didada yang seakan tak tertahankan.Bagaimana seorang yang sudah bertahun tahun aku kenal dan sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri, tega teganya menghianati ku .Bahkan menjebabkan aku di tahan di dalam sel sempit dan gelap ini? Pertanyaaan yang merasuk hati dan sukma ini, sungguh sungguh tak kutemui jawabannya dalam pekatnya malam….

Sejak saat itu, malam malam selanjutnya menjadi malam yang sangat mencengkram hidupku..Tidur dilantai yang beralaskan papan triplex yang lembab dan disekelilingku ada air yang tergenang.. Di sel sebelah seorang gila senantiasa berteriak teriak dan ketawa terbahak bahak ,setiap malam tiba.

Karena sudah berhari hari tidak tidur ,akhirnya secara tanpa sadar aku terlelap sambil duduk dengan kepala ditopangkan dikedua lututku...Namun serasa baru sesaat mataku terpejam,tiba tiba pintu sel dibanting keras ..Aku tersentak ,ternyata seorang petugas datang dan memerintahkan agar aku segera keruang pemeriksaan.

Dengan terhuyung huyung, aku berdiri dan menuju keruaang seorang yang berpangkat sersan,yang duduk dengan sikap angkuh dan memandangiku seakan aku ini penjahat besar. “Duduk” perintahnya .Aku patuh mengikuti peritah tersebut Kemudian pertanyaan yang sama diulangi kembali..Karena memang saya tidak tahu ,apa yang ditanyakan ,maka saya jawab:”Tidak tahu pak”

Ternyata hal ini membuat murka sang komandan. Memukul meja dengan keras dan membentak:” Saya berkuasa memperpanjang masa tahanan saudara disini. Mengerti?!” Jangan main main dengan saya”

Itulah cuplikan dari perjalanan hidup yang pernah kulalui ..

8 Tahun kemudian……

Sekretarisku masuk keruang kantorku dan melaporkan,ada seseorang yang datang mencari bapak,,namanyaFreddy . Apa boleh saya persilakan masuk pak?”

“Ya ya ..boleh jawabku, sambil otakku berpikir keras,,.Freddy yang mana yaa…?”

Belum sempat pikiranku menemukan jawaban,dihadapanku berdiri seseorang yang sangat aku kenal. .Hanya saya. ,dulu sosok ini adalah pemuda yang gagah dan rapi…namun yang berdiri dihadapanku saat ini adalah seorang yang sangat lusuh dan pucat

Jantungku serasa berhenti berdetak.Sudah 8 tahun wajah ini, tak pernah sekali jua kutemui,namun aku tidak mungkin lupa. Karena inilah wajah orang yang sudahmenghianati aku.. Tetapi apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya,sehingga tampilannya seperti ini?”

Kusalami Freddy dan sambil menangis ia memelukku dan minta maaf.berulang ulang kali..dan kemudian menceritakan bahwa perusahaannya bangkrut dan seluruh hartanya disita. Kini bahkan rumahpun ia tidak punya.. Sebulan sesudah rumahnya disita,istrinya tidak tahan hidup menderita dan lari dengan lelaki lain.Kini Freddy terlunta lunta, karena ia sudah tidak memiliki apa apa lagi…

Dengan menangis Freddy menceritakan ,bahwa dulu ia menghianati diriku, karena tergoda untuk mendapatk uang banyak..Namun kini sangat menyesal telah melakukan semuanya…

“Maafkan aku, Andre”katanya terbata bata kepadaku…:” Karena uang, aku telah menggadaikan persahabatan kita…..”

Aku memeluknya dan berkata:” Biarlah yang sudah berlalu …Freddy…. Tak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah…..Yang penting, jangan lagi pernah melakukannya….

Dari catatan harianku, 30 April, 2000

Mount Saint Thomas, 30 April. 2015

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun