Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Hari Kartini Diperdebatkan?

20 April 2016   13:58 Diperbarui: 20 April 2016   17:57 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto: document Kompasiana.com"][/caption

]Besok ,hari Kamis, tanggal 21 April.2016. adalah merupakan Hari Kartini. Dan seperti juga tahun tahun sebelumnya, setiap Hari Kartini, disamping dirayakan dimana mana secara meriah, namun selalu muncul tulisan pro dan kontra tentang Hari Kartini ini. Pro dan kontra memang sudah ada sejak dunia terkembang, Namun semakin hari, tulisan yang tersebar di media sosial, bukan  lagi merupakan sebuah harapan,namun sudah menjurut kearah yang dapat mengerus rasa nasional. Yang dikuatirkan akan menciptakan jurang pemisah yang disekat oleh perbedaan suku.

Mengapa Harus Kartini?

Mengapa bukan Cut Nyak Dhien? Mengapa pula bukan orang kampung saya  Rohana Kudus? Mengapa Cuma ada Hari Kartini? Mengapa tidak ada Hari Irma Nasution?Atau hari Sukarno? Masing masing orang dengan begitu piawainya, membahas, memberikan gambaran sejarah, argumentasinya, bahkan merasa perlu menuliskan tentang sejarah sejak zaman Mahapahit,yang pada intinya, mempertanyakan :” Mengapa Kartini?

Ada juga nama Sultanah dari Aceh dan sekalian nama Siti Aisyah dari Sulawesi Selatan,yang tentu saja merupakan tokoh tokoh masyarakat yang patut dihormati dan dikenang Dalam menyampaikan protes dan rasa tidak dapat menerima  adanya Hari Kartini ini, diungkapkan lewat beragam cara. Setiap tokoh yang ditampilkan tentu di lengkapi dengan jasa jasa, kehebatan masing masing dalam perjuangan.Sejauh ini tentu saja, tidak menjadi masalah. Karena memang pahlawan nasional wanita bukan hanya semata Kartini. Namun  ternyata.rasa ketidak puasan ini semakin lama semakin larut, sehingga ada yang tega menganggap bahwa Hari Kartini tidak layak dirayakan.

Antara lain disebutkan ,bahwa Kartini ,tidak pernah berjuang dalam arti kata sesungguhnya. Kartini hanya digadang gadangkan berdasarkan surat surat pribadinya, yang sudah menjadi asset bangsa. Kartini bahkan tidak pernah memanggul senjata melawan penjajahan, seperti misalnya Cut Nya Dhien.

Kartini Tidak Pernah Mengangkat Dirinya Sendiri

Terlepas dari pro dan kontra, mengapa hanya ada Hari Kartini, sesungguhnya sebelum terlanjur tulisan tulisan kita menyudutkan almarhumah  R.A.Kartini, mungkin perlu melakukan introspeksi diri ,dengan pikiran jernih dan bebas dari rasa kecurigaan.

Presiden pertama Republik Indonesia,melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Bahkan lagu Ibu Kita Kartini yang diciptakan oleh W.R. Supratman menjadi salah satu lagu nasional.

  • Pada tanggal yang bersamaan, 3 Sosok Wanita Indonesia Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional
    Cut Nyak Dhien
    Pahlawan Kemerdekaan Nasional
    2 Mei 1964
    Keppres No. 106 Tahun 1964[3]
    Cut Nyak Meutia
    Pahlawan Kemerdekaan Nasional
    2 Mei 1964
    Keppres No. 106 Tahun 1964
    Raden Ajeng Kartini
    Pahlawan Kemerdekaan Nasional
    2 Mei 1964
    Keppres No. 108 Tahun 1964

(sumber: https://min.wikipedia.org/wiki/Pahlawan_Nasional)

Kartini Tidak Pernah Mengusulkan Pengangkatan Dirinya Sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun