Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pengalaman Jadi Buronan Polisi

7 Juni 2014   02:06 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:56 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14020558712094921182


Pengalaman Pribadi Jadi Buruan Polisi

Berbagi pengalaman hidup, bisa diuraikan dalam berbagai sisi pernak pernilk kehidupan yang pernah dijalani. Salah satu pengalaman yang paling mudah disharingkan adalah perjalanan wisata keberbagai daerah ,bahkan perjalanan keluar  negeri. Karena menampilkan sisi sisi keindahan, yang pasti menarik dan menawan, sebagai bacaan yang menghibur dan sekaligus menambah wawasan.

Namun berbagi kisah kisah sedih dan menyakitkan ,tentunya bukan dimaksudkan untuk menularkan energi negatif, sehingga pembaca ikut merasa sakit dan sedih, tapi justru terkandung suatu harapan ,agar orang lain,jangan sampai mengalami hal yang sama ,seperti yang kita alami.

Masuk DPO-(Daftar Pencarian Orang)

Pengalaman hidup tidak ada yang basi.Selalu ada sisi yang bermanfaat untuk dibagikan (menurut saya). Beberapa tahun lalu, saya dapat Surat Panggilan resmi dari Kantor Polisi, karena diduga memakai merk yang bukan hak saya.  Sedangkan pada waktu itu kami sudah terlanjur membeli tiket,untuk berlibur ke Eropa karena sama sekali tidak menyangka,bahwa saya akan terlibat dengan masalah hukum. Karena merasa sama sekali tidak pernah berbuat sesuatu yang melanggar hukum.

Karena memang buta hukum. saya menghubungi salah satu Pengacara dengan gelar Prof.SH,MH,MPH. Saya diskusi dan perlihatkan Surat Panggilan Polisi. Hasil diskusi singkat:" Saya cukup memberikan Surat Kuasa kepada Pengacara dan ia yang akan mewakili saya menghadap ke Polisi. Saya masih ingat kalimat yang sangat menyakinkan :"Silakan pak Effendi dan Ibu untuk tetap dengan santai berlibur ke Eropa. Itulah gunanya ada Pengacara yang akan membereskan untuk anda"/.Kalimat yang sangat menyejukkan dan melegakan hati. Kami berangkat dengan pesawat Garuda dengan tujuan Paris dan kemudian kebeberapa negara lainnya. Namun justru disinilah letak kesalahan saya, karena seharusnya saya memenuhi panggilan dan menunda perjalanan libur kami keluar negeri. Saya salah memilih pengacara, yang seharusnya membimbing saya kearah yang benar dan bukan sebaliknya.

Dicari Intel dirumah

Namun baru seminggu kami di Eropa,suatu pagi ada pesan lewat Hp yang membuat saya terduduk diam."Pa.kemarin ada 2 orang dari kepolisian mencari papa. Saya sudah jelaskan papa dan mama lagi libur di Eropa. Tapi mereka tampaknya tidak percaya,karena sejak itu,didepan rumah. secara bergantian, pagi-siang dan malam , selalu ada orang yang tampangnya intel, berjaga di depan rumah"(Pengirim adalah anak kami di Jakarta). Pesan singkat ini membuat hati saya galau, suasana berlibur jadi terbelah dua. Saya tidak mungkin menyembunyikannya dari istri saya. Walau sesungguhnya saya tidak tega merusakan suasana libur kami. Namun dengan berat hati saya ceritakan.

Saya coba menghubungi Pengacara saya, namun tidak pernah tersambung. Namun saya tetap berpikir positif, bahwa mungkin connecting error atau beliau lagi sibuk mengurus perkara.

Kami mempersingkat libur kami dan pulang lebih awal. Langsung menemui Pengacara kami . Namun jawabannya tetap santai. "Tidak masalah, serahkan semuanya pada saya. Pak Effendi tetap lakukan aktivitas seperti biasa" . Lagi lagi kami lega, karena yang mengatakan adalah pengacara kondang ,yang juga adalah professor.!

Diburu oleh Polisi , tapi dikawal oleh Polisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun