Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pembantai 2 Juta Orang Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup

9 Agustus 2014   13:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:59 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_337303" align="alignleft" width="614" caption="(sumber/ft: illawarramercurynews)"][/caption]

Algojo Pembantai 2 Juta Orang Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup

Dua orang algojo pembantai 2 juta orang di Kamboja, akhirnya tertangkap dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Keduanya dinyatakan bersalah telah melakukan kejahatan kemanusiaanoleh Pengadilan Cambodia

“Brother Number Two” bernama Nuon Chea, 88tahun dan seorang lagi adalah mantan Pemimpin Khiew Samphan , usia 83 tahun. Keduanya dinyatakan terbukti bersalah dalam tuduhan berlapis,yang berkisar sekitar kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh keduanya. Mereka adalah tangan kanan dari “Brother Number One” , sebutan untuk Pol Pot , Pemimpin Kmer Merah,yang sudah mati tahun 1998.

Keduanya ikut merancang dan sekaligus bertindak dalam mengorganisir mesin pembunuh, yang telah menghabisi nyawa 2 juta orang selama priode 1975 hingga 1979. Lokasi Pembunuhan sadis ini dikenal di dunia sebagai “Killing Fields”, yang merupakan sejarah hitam negara dan bangsa Cambodia.

Bagi yang belumpernah ke Cambodia, dapat mengikuti tulisan dibawa ini, yang merupakan laporan perjalanan dari Penulis , pada bulan Mei tahun 2014 yang baru lalu.

[caption id="attachment_337299" align="aligncenter" width="384" caption="tumpukan tengkorak manusia di Killing Fields/ft.doc.pri"]

14075405242052726780
14075405242052726780
[/caption]

Killing Fields

Mengujungi Cambodia, tentunya tidak lengkap,bila tidak mengunjungi tempat “sejarah hitam” negara ini, yakni :” Killing Fields”

Begitu menapaki jalanan berumput di Kiling Fields “Choeung Ek” Cambodia, entah mengapa tidak tiba saya merasa merinding. Mungkin karena sudah 2 kali saya menyaksikan film tentang tragedy kemanusiaan terbesar dan ternista diabad ini, yakni film setengah documenter tentang The Killing Fields atau mungkin juga suasana hening di lokasi ini, saya sendiri tidak tahu. Ditambah lagi bunyi musik sendu dan suara yang menceritakan tentang kebiadaban manusia ,lewat earphone yang dipinjamkan oleh petugas,seakan menghadirkan diri dalam suasana yang sangat mencengkam. Kendati kisah pembantaian tersebut sudah berlalu hampir 40 tahun yang lalu.

Tak terdengar suara pembicaraan pengunjung di saat ini, selain dari bunyi gesekan kaki yang melangkah pelahan di rerumputan liar yang tumbuh berserakkan disini. Kendati yang tewas dibantai disini, tidak ada hubungan apapun dengan kami berdua, namun tak urung kengerian dan kedukaan yang menusuk ,sangat terasa hingga keulu hati. Seluruh pikiran dan hati ,sesaat seakan terbelenggu oleh suasana yang dicengkram oleh kesedihan. Karena mereka yang mati sia sia disini ,akibat dibantai ,adalah saudara kita juga.

Mereka dibantai dengan kekejaman yang tiada taranya,secara sistimatis. Bahkan menurut penjelasan yang disampaikan liwat rekaman ,sebutir peluru, dianggap terlalu berharga dibanding dengan jiwa manusia. Sehingga mereka dihabisi secara biadab dengan tombak, parang dan pentungan. Dan tidak sedikit yang dikuburkan hidup hidup.

Untuk mengakhiri hidup anak anak, mereka merasa cukup untuk dilemparkan ,dibanting ataupun dibenturkan dipohon besar, yang menjadi saksi bisu hingga saat ini, Sebuah guratan sejarah hitam, yang menistakan seluruh umat manusia. Hal inilah yang mengantarkan bangsa Kamboja, kedalam jurang dan titik nadir kegelapan harkat manusia

[caption id="attachment_337300" align="alignleft" width="300" caption="di lokasi Killing Fields/ft. doc.pri"]

1407540636379752935
1407540636379752935
[/caption]

Killing Fields Hanya Salah Satu dari Ladang Pembantaian

The Killing Fields ini hanyalah salah satu yang paling terkenal diantara dari sekitar 300 ladang pembantaian yang ada di negeri ini, pada saat rezim komunis Khmer Merah (Khmer Rouge) berkuasa dalam kurun waktu antara tahun 1975-1979. ” Choeung Ek ini merupakan satu dari 2 tempat wisata yang paling mengerikan di Kamboja. Satunya lagi yaitu komplek penjara S-21 yang kini dijadikan museum yaitu Tuol Sleng Genocide Museum.

The Killing Fields ini ,berlokasi di Distrik Komun Choeung Ek, Khan Dakor,yang berjarak lebih kurang 17 Km dari pusat kota Phnom Penh. Namun karena jalanan kampung yang berlubang lubang dan sempit, kami baru tiba disini sesudah perjalanan yang melelahkan selama lebih dari 45 menit,dengan mengunakan kendaraan Tuk Tuk, yaitu beca bermesin ,yang merupakan angkutan umum disini. Karena sudah 2 taksi kami tanyai ,namun mereka menolak untuk kesini, dengan alasan ,jalan terlalu jelek untuk taksi mereka.

[caption id="attachment_337301" align="alignleft" width="300" caption="monumen tragedi kemanusiaan/ft.dc.pri"]

14075407461870062258
14075407461870062258
[/caption]

Sejarah Singkat Tentang The Killing Fields

Dengan memanfaatkan emosi rakyat, yang saat itu sudah sangat jenuh dengan pemerintahan yang korup, maka rezim Komunis berhasil mendapatkan dukungan dari hampir seluruh masyarakat. Bukannya karena mereka mendukung komunisme, tetapi semata mata ingin membersihkan negeri mereka dari korupsi yang merajalela. Tetapi dibelakang hari, dukungan ini ,menjadi sesuatu yang disesali oleh mereka secara turun temurun.

Karena berkat dukungan yang diberikan oleh berbagai pihak, maka Rezim Khmer Merah di bawah kepemimpinan Pol Pot mengambil alih pimpinan negeri ini , dengan menggusur pemimpin sebelumnya Lon Nol yang dianggap sebagai pemerintahan korup, rezim Pol Pot menjalankan pemerintahan komunis,dengan tangan besi yang sangat ekstrem dan radikal.

Memerintah mulai dari tahun 1975-1979 . Kendati hanya dalam waktu yang sangat singkat, namun pemerintahan Pol Pot telah mengiring bangsa Kamboja masuk dalam jurang yang paling kelam,tragis dan mengerikan dan meninggalkan trauma selama beberapa generasi.. Dengan menggusur pemimpin sebelumnya Lon Nol yang dianggap sebagai pemerintahan korup, Pol Pot menerapkan pemerintahan komunis yang sangat ekstrem dan radikal.

Rezim ini menetapkan negara Kamboja, mengawali dengan “Tahun Nol atau Year Zero” Merekrut paksa seluruh lapisan masyarakat untuk meniggalkan profesi mereka dan bergabung menjadi petani. Seluruh sendi sendi demokrasi dihapuskan secara total dengan diganti dengan pemerintahan otoriter dan diktator.Sehingga pada waktu itu, secara praktis Kamboja terisolasi dari pergaulan dunia.

[caption id="attachment_337302" align="alignleft" width="300" caption="ft.doc.pri"]

14075408781596862896
14075408781596862896
[/caption]

Lebih dari 2 Juta Orang Dibantai

Selama pemerintahan rezim komunis ini, lebih dari 2 juta orang rakyat Kamboja dibantai secara sadis dan mengenaskan. Yang meninggalkan trauma yang mendalam, tidak hanya bagi bangsa Kamboja, tetapi juga bagi seluruh umat manusia didunia, yang masih memegang teguh akan harkat dan martabat dari umat manusia.hadir dalam hati, setiap kejadian yang sangat tragis ini.

Sebuah Renungan

Manusia diciptakan oleh Sang Mahapencipta ,sebagai makluk yang mulia, beraklak dan berakal budi ,namun manusia itu sendirilah yang menistakan dan menghancurkan harkat kemanusiaannya, dengan membunuh sesamanya.

Mount Saint Thomas, 9 Agustus, 2014

Tjiptadinata Effend

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun