Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pelaku KDRT Bukan Hanya Pria,tapi Juga Wanita

7 April 2015   11:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:26 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaku KDRT Bukan Hanya Pria ,tapi Juga Wanita

Hampir setiap hari ,ada saja berita tentang KDRT – Kekerasan dalam rumah tangga ,yang terjadi di sekelilng kita. Beberapa yang tercium oleh media , akan diekspos,baik lewat media cetak,media online,maupun lewa pemancar berbagai televisi.

Umumnya pelaku kekerasan dalam rumah tangga di dominasi oleh kaum pria. Baik kekerasan terhadap istri ,maupun terhadap anak anak,,bahkan terhadap keduanya. Amat sedikit yang mengetahui, bahwa sesungguhnya, pelaku kekerasan di dalam rumah tangga, juga dilakukan oleh wanita.

Teman Saya Meninggal Dalam Buangan Istrinya

Pulkam atau pulang kampung, bagi orang lain merupakan sebuah kerinduan,.Karena bisa ketemu dengan sahabat sahabat lama,bahkan sahabat di masa kecil, Mengadakan reuni antar teman teman semasa kecil dan remaja, tentu merupakan sebuah sukacita tersendiri.

Seharusnya hal ini juga berlaku bagi diri saya. Namun ternyata setiap kali pulang kamoung, saya sungguh sungguh tidak dapat merasakan hal tersebut. Pertama satu persatu nama sahabat masa kecil yangsaya tanyakan ,ternyata sudah tiada,.Bahkan dari teman teman di SMA Don Bosco Padang, juga tidak sampai setengahnya yang tersisa, Itupun sudah terpencar diberbagai belahandunia.

Karena hampir setiap kali saya menanyakan bagaimana keadaan teman sekelas saya ,sambil menyebutkan namanya dan mendapatkan jawaban:” Ooh,,kan sudah lama meninggal”. Lalu saya mencoba menyebut nama lain,jawabannya:” Kan baru dua tahun lalu meninggal.masa nggak tahu”

Sungguh,saya jadi tidak berani lagi bertanya, karena hampir setiap nama yang saya sebutkan ternyata orangnya sudah tiada.

Meninggal Dalam Pembuangan Istrinya

Kalau masalah kapan orang meninggal ,tentu adalah urusan Tuhan.Hak preogatif Tuhan.,yang tak seorang manusiapun dapat menyentuhnya. Namun dua orang teman yang biasa membantu,sewaktu saya masihpengusaha, ternyata kisah meninggalnya sangat mengenaskan .Meninggal dalam buangan istri.

Pak Uyun,(bukan nama sebenarnya). Dulu hampir setiap hari datang kekantor saya Bukan karyawan saya, tetapi membantu dalam berbagai bidang usaha. Karena pada waktu itu usaha saya maju, maka wajarlah orang yang sudah membantu saya juga berubah hidupnya.. Dari tinggal dirumah kontrakan, sudah bisa membangun rumah sendiri,bahkan istrinya dibelikan mobil.

Suatu hal yang sebelumnya,,merupakan sesuatu yang mustahil,karena hanyasebagai pekerja serabutan. Kehidupan mereka berubah 180 derajat. Istri nya yang sebelumnyabekerja mengambil upah mencuci pakaian, sekarang sudah jadi nyonya rumah dan pemilik sebuah toko. Kalau dulu ke pasar hanya berbelanja kankung dan ikan asin kini sudah mempunyai dua orang pembantu. Mereka senang, saya sebagai temannya juga ikut senang.

Namun kehidupan manusia memang penuh dengan misteri,Tak seorangpun tahu apa yang akan terjadi dimasa depan, bahkan apa yang akan terjadi esokhari. Entah apa penyebabnya Uyun jatuh sakit , Pada awalnya semua berjalan normal. Ia dibawa kerumah sakit dan ke dokter untuk berobat, namun tidak semua penyakit bisa disembuhkan oleh dokter dan perawatan rumah sakit.

Uyun semakin parah, ketikakami berkunjung kerumahnya, amat sangat terperanjat,karena Pak Uyun, ditempatkan di garase mobil. Tidak ada kasur, hanya selembar tikar bekas dan bantal lusuh,yang ada di dipan kay.Saya sangat terenyuh menyaksikan dan bertanya ,:" Maaf bu,kenapa pak Ayun ditempatkan disini?"

Kata istrinya:” Suami saya sudah tidak bisa kontrol diri lagi pak Tjip,jadi daripada seluruh rumah jadi bau,maka saya taruh di bagasi" kata istrinya santai,tanpa ekspresi.Pada saat itu Pak Ayun,sempat berbisik :" Saya titip anak saya ya pak Tjipta".. Dan saya hanya dapat menggenggam tangannya sambil mengangguk .

Saya menahan diri untuk tidak berkomentar keras,karena hal ini menyangkut rumah tangga orang lain, walaupun orang itu adalah teman saya, Namun di dalam hati ,saya bersyukur, ketika saya terpuruk dan  jatuh sakit, istri saya dengan setia mendampingi siang dan malam.

Selang dua hari kemudian, ketika kami sudah balik ke Jakarta, dapat kabar Pak Uyun sudah berpulang.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang terselubung dilakukan oleh Wanita, tidak kurang sadisnya . Semoga artikel ini ,dapat menjadi cermin diri, bagi  kita semuanya, agar jangan pernah melakukan kekerasan dalam bentuk apapun.Bukan hanya terhadap anggota keluarga,tapi terhadap siapapun.

Iluka,7 April, 2015

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun