[caption id="attachment_346804" align="aligncenter" width="560" caption="(Sumber: abcnews.radioaustralia/Kathleen Dyett)"][/caption]
Ulah dari Muhammad Ali Baryaley salah seorang pengungsi yang sejak kecil ditampung oleh Pemerintah Australia, ternyata belakangan ini secara diam diam keluar dari Australia dan bergabung dengan pasukan asing.
Akibatnya ,pemerintah Australia mengeluarkan perintah penangkapan terhadap dirinya. Namun sebagai tindak lanjutnya, Muhammad Ali Baryaley,pria yang berusia 33 tahun ini, memberikan perintah : ”penggal secara acak” warga Sydney dan Brisbane. Mendapat info ini ratusan polisi dikerahkan untuk mengepung dan menahan beberapa orang ,yang terbukti ada hubungan dengan Muhammad Ali Baryaley,yang kini sudah menjadi salah satu tokoh ISIS.
Gerakan siaga yang cukup mencengkam seluruh warga Australia, terutama dikedua kota yang disebutkan diatas,menimbulkan keresahan kepada kaum Muslim,yang sama sekali tidak terlibat dalam kegiatan kejahatan tersebut.
[caption id="" align="aligncenter" width="440" caption="ft.abc,news.radioaustralia"]
Ditanggapi Serius Oleh Tokoh Berbagai Agama
Sejumlah anggota dari berbagai kelompok agama di Australia berkumpul di depan Gedung Parlemen, Canberra, untuk bersatu melawan rasisme dan diskriminasi, utamanya yang ditujukan kepada kaum Muslim. Para penggagas pertemuan ini terpicu oleh kekhawatiran yang disebabkan undang-undang anti-terorisme baru, yang diusulkan Pemerintah Federal Australia, dan juga desakan Ketua DPR untuk membuat aturan baru bagi para pengunjung Gedung Parlemen yang menutupi wajah mereka.
Mereka mengatakan, para peserta pertemuan ini juga khawatir bahwa ucapan tajam dan berpotensi memecah belah, yang dilontarkan para politisi dan media ketika membahas langkah-langkah tersebut, telah memicu kebencian terhadap komunitas Muslim. Para anggota dari berbagai kelompok agama mendeklarasikan kekompakan mereka melawan rasisme, di depan Gedung Parlemen, Canberra.
Kelompok agama yang hadir pada pertemuan itu meliputi kelompok penganut Budha, Hindhu, Persatuan Gereja di Australia, dan sejumlah forum komunitas multi-agama.Pendeta Ivan menutup pertemuan dengan doa bersama..
Diharapkan dengan adanya pertemuan para tokoh berbagai agama ini, akan memberikan angin segar bagi seluruh warga Australia,bahwa apa yang diucapkan oleh para politisi ,bukan mewakili pemerintah Australia.
Mount Saint Thomas,09 Oktober, 2014
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H