Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Orang yang Mengingkari Diri Tak Layak Dipercayai

7 Mei 2014   16:45 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13994306871052253076

[caption id="attachment_322904" align="alignnone" width="450" caption="ilustrasi:intisari,online"][/caption]

Orang Yang Mengingkari Diri Sendiri Tidak Layak Untuk Dipercayai

Ketika Seseorang Sudah Mengingkari Dirinya Sendiri, maka Ia Tidak Layak Lagi Dipercayai.Sebagaimana juga, orang tidak mungkin bisa mengajarkan orang lain ,tentang arti kata memaafkan yang sesungguhnya, bila ia sendiri tidak mampu untuk memaafkan. Dan orang tidak mungkin mengajarkan orang lain , tentang arti sebuah persahabatan yang sejati, bila ia sendiri, tidak memahami maknanya.Mengapa? Karena agar kata dan perbuatan bisa sejalan, maka modal utama adalah jujur pada diri sendiri.

Kita harus berani dengan jujur mengatakan, bahwa di dunia ini ,tak seorangpun yang jujur seratus persen. Minimal adalah diri saya sendiri. . Misalnya. Kemarin sewaktu dalam penerbangan, pramugari lagi mengantarkan kopi hangat untuk penumpang yang duduk di depan saya. Tiba tiba badan pesawat terguncangdan …kopi panas tersebut tumpah dilengan saya.Tentu saja saya tersentak. Untuk beberapa detik ,pakaian lengan panjang yang saya gunakan,masih mengepulkan asap dari cairan hangat ini. Buru buru di mbak Pramugari mengambil tissue dan berusaha mengeringkan nya, sambil berulang kali mengatakan:” Maafkan saya ….maafkan saya…”dengan wajah yang penuh penyesalan. Padahal tidak sepenuhnya kesalahannya.Karena tiba tiba saja badan pesawat terguncang, mungkin karena menembua awan yang tebal. “ Are you ok Sir?” Masih si pramugari bertanya dengan wajah kuatir. Saya jawab :” It,sokay…no worries”.karena tidak tegaan membuat ia semakin merasa bersalah.

Nah,apapun alasannya yang jelas saya sudah berbohong. Saya bilang :’ Its okay,”. Padahal jelas saya merasa kesakitan dan ketika si mbak sudah berlalu, saya singkapkan lengan baju dan ternyata kulit saya merah matang. Syukur tidak mengelupas…Sakit? Nah, kali ini saya tidak mauberbohong lagi,maka saya jawab :”tentu sakit” daging disiram air mendidih.

Tapi ketika istri saya Lina, melihat dengan perasaan kuatir, kulit lengan saya memerah dan berkata:’Aduuh.. itu kulitnya merah,, gimana tuh…sakit sekali ya?” .Hmmm lagi lagi saya berbohong:”Ah..masa Cuma segini sakit ? hehe sambil ketawa,tapi kalau biasanya saya ketawa lepas, sekali ini ketawa saya sambil meringis… Lagi lagi saya berbohong…. Apakah ini dosa? Kalau saya mati, karena 2 kebohongan tadi,masuk neraka nggak? “ Waah,mana saya tahu, karena saya bukan pastor, bukan pendeta dan pasti bukan uztad yang bisa menentukan, siapa saja yang boleh masuk surga atau tidak.. Saya orang yang sangaaat awam dan tidak hafal ayat ayat kitab suc

Tapi demi untuk membela diri ,saya mengatakan:” Berbohong agar tidak membuat orang sedih “ bukan sebuah dosa. Kalaupun dosa, Tuhan pasti mau mengampuninya..( lagi lagi saya  sok tahu dan "memaksa Tuhan mengampuni saya")

Jujur itu Harus Diawali Dari Diri Sendiri.

Jujur itu di awali dari diri sendiri. Bila terhadap diri sendiri, orang tidak bisa jujur,bagaimana mungkin daripadanya diharapkan bisa jujur terhadap orang lain?

Karena sekali berdusta , maka orang harus berdusta 100 kali atau mungkin juga ratusan kali lagi, demi untuk menutupidusta pertama

Sebagai sebuah contoh:

Dalam organisasi sosial yang saya pimpin, ada tradisi yang sudah berlaku sejak awal berdirinya organisasi ini, yakni:

Seorang Reiki Master dilantik dengan mengucapkan :" Janji Reiki Master",yang berbunyi :" Saya berjanji ,pada diri saya sendiri dan demi agama yang saya imani, akan menjaga kepercayaan yang diberikan kepada saya........."

Bila ternyata, sudah tidak bisa lag menjaga kepercayaan yang diberikan oleh insitusi yang telah mendidik dan memberikan kepercayaan dan wewenang padanya. maka saat itu juga ia sudah gugur dan kehilangan segala hak dan wewenang yang pernah diberikan kepadanya.Karena ia sudah mengingkari diri sendiri, maka ia tidak lagi layak dipercayai.

Semoga renungan kecil ini, setidaknya dapat memberikan pencerahan awal tentang makna kejujuran dan makna menjaga suatu kepercayaan dan weweangan yang diberikan kepada kita.

Tidak ada manusia yang sempurna

Tidak ada manusia yang sempurnia di dunia ini, kecuali Tuhan Yang Mahasempurnia. Namun berbuat suatu keselahan dan minta maaf , adalah berbeda dan bertolak belakang dengan berbuat kesalahan dan menimpakan kesalahan pada orang lain.Dan untuk memiliki keberanian minta maaf, hanya diperlukan satu kata saja,yakni :" kesadaran diri" .Sadar,bahwa bila kita sudah berbuat sesuatu kekeliruan ataupun kesalahan, maka sudah sewajarnyalah kita wajib minta maaf dan memperbaiki segala kerugian yang diakibatkan oleh prilaku kita.

Namun, hidup adalah sebuah pilihandan setiap orang bebas memilih:" meluruskan jalannya yang saalah atau tetap semakin tersasar . The choice is yours,but your choice is your life'

Ho Chi Minh,07 Mei.2014

Salam hangat saya,

Tjiptadinata Effendi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun