Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Orang Tua Biasa Pelupa! Siapa Bilang?

7 Oktober 2016   08:03 Diperbarui: 7 Oktober 2016   08:17 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

keterangan foto: biasakan diri berolah raga setiap hari,agar tetap sehat hingga usia menua.Jangan tunggu hingga kita dirawat dokter,tapi rawatlah diri kita sendiri /foto dokomentasi pribadi

Orang Tua Biasa Pelupa ! Siapa Bilang?

“Orang Tua biasa pelupa”  Ini adalah sebuah cara berpikir keliru ,yang selama ini menjadi sebuah paradigma yang diyakini oleh sebagian besar masyarakat. Usia berapa sih orang sudah dikatakan :”tua” menurut definisi di Indonesia?  Kalaulah diambil ukuran  pensiun,maka berarti setiap orang yang sudah berusia  pensiun sudah dapat dianggap sebagai orang tua.

Tak seorangpun di dunia ini ,yang dapat menghambat usia  .Apapun suku bangsanya dan apapun alasannya, suatu waktu setiap orang akan menua.Akan tetapi ketika menua,tidak musti orang menjadi pelupa.  Tanda tanda pelupa.bukan semata miliknya orang berusia lanjut, tetapi juga merambah banyak orang diusia yang masih produktif. Karena sesungguhnya ,lupa ini dan itu ,adalah merupakan gejala gejala gangguan pada ingatan .

Saya sendiri pernah mengalami, ketika usia masih produktif ,karena jatuh dan geger otak dan ditambah dengan masalah bisnis yang parah,menyebabkan saya sampai tidak dapat lagi menuliskan tanda tangan sendiri. Tidak jarang, saya ke bank naik kendaraan dan pulang jalan kaki.Lupa bahwa tadinya datang dengan kendaraan.Selain dari itu ,muncullah berbagai keluhan ,antara lain;

Daya ingat yang menurun

  • Lupa janji
  • Disorientasi waktu dan tempat
  • Ragu ragu dalam mengambil keputusan apapun
  • Lupa dimana meletakkan dompet dan barang lainnya
  • Prilaku yang mudah sedih,gembira, gelisah dan sedih tanpa sebab
  • Kesulitan melakukan aktivitas sehari harian
  • Mengucapkan kalimat yang diulang ulang
  • Mudah tersinggung
  • Murung dan cemas
  • Kehilangan semangat hidup

Hal ini ,jangan dianggap remeh. Karena amat sangat menyakitkan hidup dalam kondisi ini. Namun karena gangguan ini terjadi pada diri saya ,Karena faktor kecelakaan dan geger otak,maka tidak dapat disebutkan sebagai kategori pikun,walaupun menunjukkan gejala gejala yang hampir sama.Butuh  waktu lebih dari satu tahun,hingga saya pulih sepenuhnya. Sejak saat itu, saya konsisten menulis.. Memetik hikmah dari penderitaan tersebut, saya jadikan menulis, bagian dari hidup dan berhasil menelorkan belasan buku, Antara lain 9 judul buku diterbitkan oleh PT Elekmedia Komputindo di Jakarta.

Kepikunan datangnya Perlahan lahan

Akan tetapi banyak orang yang mengalami  tanda tanda tersebut secara perlahan lahan dan semakin lama semakin memburuk dan akhirnya benar benar memasuki tahap kepikunan. Teman putri kami, di Australia ,usianya belum cukup 50 tahun,tapi sejak 3 tahun belakangan, sudah tidak mampu lagi mengenal kami. Walaupun kalau ketemu, selalu bilang :”Hai .lama tidak ketemu”.tapi menurut suaminya, istrinya hanya berpura pura saja, karena sesungguhnya ia sudah tidak mengenal siapapun lagi ,karena sudah mengalami kepikunan total.

Karena itu Sebelum semuanya terlambat

  1. Jangan menunggu hingga tanda tanda :”kiamat’ itu datang  menjenguk diri kita
  2. Rangsanglah dan stimulasi otak kita  dengan konsisten membaca dan menulis
  3. Aktiflah bermasyarakat
  4. Bukalah diri untuk berteman dengan siapa saja
  5. Selalu berpikiran positif
  6. Makan yang sehat
  7. Olah raga secukupnya
  8. Jangan terpancang pada materi semata
  9. Sisihkan waktu untuk bersosialisasi

Dalam Kondisi Parah

  • orang akan kehilangan antusias terhadap kehidupan
  • tidak peduli lagi pada keluarga
  • kehilangan kemampuan mengambil inisiatif
  • bahasa menjadi lamban dan monoton
  • berbicara berbelit belit
  • gagal dalam menyampaikan maksudnya
  • tidak dapat memahami apa yang dibicarakan
  • lupa pada dirinya sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun