Pada hari ini, tanggal 11 Mei ,4 tahun lalu, saya mendapatkan hadiah dari guru saya di Padang. Ternyata itulah saat terakhir kami bertemu,karena sejak itu ,saya tidak akan pernah lagi dapat menjumpai guru saya,karena Tuhan sudah memanggilnya pulang.
4 Tahun lalu.....
Hari itu,saya dan istri baru tiba dari Bandara Minangkabau International Airport. Begitu keluar dari ruang pengambilan bagasi, ternyata kami sudah dijemput oleh sahabat kami Alqaf Dharman. Dari sini, langsung dibawa ke Hotel Mariani,dimana kami akan menginap.
Begitu turun dari mobil dan melangkah masuk ke Lobbi hotel.pandangan mata saya tertuju kepada sesosok pria yang duduk dikursi roda.Walaupun sudah puluhan tahun kami tidak bertemu,namun wajah ini tidak mungkin dapat saya lupakan. Inilah guru kehidupan ,yang sewaktu saya masih di SMA don Bosco, senantiasa membimbing dan memberikan nasihat nasihat yang sangat bermanfaat bagi diri saya.
Saya mempercepat langkah dan menyalami beliau dengan rasa hormat dan haru. Ternyata beliau juga secara serta merta mengenal saya. Padahal perjalanan waktu yang begitu panjang, kami tidak pernah berjumpa. Kami saling berpelukan dengan penuh rasa haru.
Dengan suara terbata bata .guru saya bertanya:” Masih ingat pesan saya?”
Langsung saya jawab:” Jangan sombong”
Begitu mendengarkan jawaban saya, beliau langsung memeluk saya erat erat…..
Hadiah Tak Ternilai
Murid dan guru yang sudah begitu lama tidak pernah ketemu,maka begitu ketemu tentu teramat banyak hal yang kami ceritakan. Luar biasa ,pemikiran masih sangat jernih,kendati phisiknya sudah termakan usia.
Karena tidak tega menahan beliau terlalu lama,maka saya mohon pamit,untuk masuk ke kamar. Namun sebelum saya melangkah pergi, tangan saya dipeggang erat erat dan berkata:”Ini kenangan yang saya tulis sendiri. Semoga jadi kenangan indah” kata guru saya,sambil menyerahkan selembar kertas yang berisi puisi disana.