Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ngamen di Australia Ada Test dan Ijin

3 Mei 2015   17:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:25 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Jack pengukit barang seni Aborigin | Foto: Tjiptadinata Effendi"][/caption]

Ngamen di Australia Harus Lulus Test Baru Dapat Ijin


Di Indonesia, setiap orang dengan bebas boleh ngamen, Mulai dari anak anak balita hingga orang tua, baik pria maupun wanita, mau ngamen sambil menenteng gitar atau cuma pegang kaleng yang disini krekel, nggak bakalan ada yang peduli.

Belakangan ini, sudah ada kemajuan yang pesat dari para pengamen di Indonesia. Mereka tidak hanya asbun atau asal bunyi, tetapi sudah menyanyi dengan baik dan diiringi dengan petikan gitar yang cukup memadai. Bahkan tidak jarang yang mengunakan alat pengeras suara, sambil memasarkan CD hasil karyanya. Tentunya hal ini patut diapresiasi. Daripada asal bunyi dan kemudian menadahkan kotak untuk minta uang recehan, sehingga terkesan mengganggu orang yang lagi menikmati makanan,karena harus membuka dompet untuk mengambil uang recehan.

Cara ngamen dengan menjual CD hasil rekaman suaranya sendiri, menunjukkan adanya kesadaran diri yang tinggi, bahwa untuk mendapatkan uang, tentu ada cara yang lebih baik dan mantap. Sehingga dengan demikian, mendapatkan hasil ganda dari ngamennya, yakni uang hasil penjualan CD dan kepuasan batin,karena dapat menghibur orang yang sedang makan.

Sejauh ini, belum pernah terdengar dikota manapun,bahwa untuk ngamen harus ikut test ,baru dapatkan ijin ngamen.

[caption id="" align="aligncenter" width="521" caption="Boomerang kerajinan tangan khas Aborigin | Foto: Tjiptadinata Effendi"]

as
as
[/caption]

Pada awal saya menyaksikan para pengamen di Australia, sungguh saya kagum karena masing masing memiliki kemampuan bermain alat musik. Ada yang bawa gitar, saxophone , clarinet, suling ,serta biola. Tak satupun diantara mereka yang asal bunyi saja. Semua menampilkan permainan yang cukup menarik.

Belakangan baru saya tahu rahasianya, ternyata tidak semua orang boleh ngamen sesukanya disini. Setiap orang yang ingin ngamen di mall atau di dermaga kapal, harus terlebih dulu melalui semacam audisi atau test. Kalau dianggap cukup memadai, baru mendapatkan ijin dari Pemerintah Kota.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Foto: Dokumen Pribadi"]

as
as
[/caption]

Ada Pemain Biola Piawai


Ada seorang pria yang sangat piawai bermain biola. Ia bermain di pelataran pertokoan di mall, sambil memasarkan CD nya yang dijual per kepingnya 10 dolar. Saya melihat cukup banyak yang membeli. Pria asal dari daratan Tiongkok ini, mengaku seorang dosen di salah satu universitas di Shanghai. Namun karena alasan politis, meninggalkan negeri asalnya dan menjadi imigran disini, sejak 15 tahun lalu. Ketika saya minta ijin untuk memotret,dengan halus ia menolak, karena ia kuatir akan menjadi masalah dibelakang hari. Maka tentu saya harus menghargai haknya.

[caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="Alat musik khusus Aborigin | Foto: Tjiptadinata Effendi"]

as
as
[/caption]

Orang Aborigin Pemain Suling

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun