Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyimak Cara Kerja Polisi Australia Menangkap Tersangka

16 Februari 2014   01:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 1693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_322807" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Menyimak Cara Kerja Polisi Australia Menangkap Tersangka

Sore ini saya dan istri sedang duduk santai dikendaraan kami,sambil menunggu putri kami yang turun menjemput kedua anaknya dari kursus gymnastic. Tiba tiba putri kami buru buru keluar menemui kami dan memberikan pesan singkat:” papa mama tetap dalam mobil. Ada orang yang mencurigakan, Polisi sudah ditelpon”.

Kami belum sempat bertanya apapun,putri kami sudah lari kembali masuk kedalam ruangan tempat latihan gymnastic. Mungkin karena kuatir akan keselamatan kedua anaknya yang masih berlatih di dalam ruangan .Mesin mobil tetap dalam keadaan menyala,namun semua pintu saya lock. Volume music saya kecilkan.Sementara itu beberapa orang tua anak anak lainnya bergegas masuk keruang latihan dan mengunci pintu dari dalam.

[caption id="attachment_312163" align="aligncenter" width="300" caption="doc.pri"]

1392458139107786904
1392458139107786904
[/caption]

Selang 2 menit kemudian, tiba tiba dari kaca spion saya melihat ada kendaraan masuk ,tanpa mengeluarkan bunyi deru mesin.Rupanya begitu memasuki pekarangan,mesin sudah dimatikan.4 orang pria berseragam polisi keluar dari mobil .Yang 2 orang berlari kearah gudang ,yang berada persis disamping gedung tempat anak anak berlatih gymnastic. Mungkin sudah diinformasikan oleh yang menelpon,sehingga mereka langsung berlari kesana.

Tiba tiba dari kaca spion, saya melihat seorang pria brewok dan berpakain kehitaman ,mencoba lari lewat pagar,yang berjarak lebih kurang 10 meter dari arah belakang kendaraan yang kami parkir.Tetapi kedua polisi sudah menghadangnya dan memepetkannya kedinding mobil box yang kebetulan juga sedang parkir disana.

Saya mencoba keluar mobil dan menjepret sekenanya.Namun 2 orang polisi lainnya yang berjaga jaga dibelakang ,menginsyaratkan agar saya masuk kembali kedalam kendaraan.Tentu saya tidak mau cari gara gara dengan polisi disini,maka saya langsung mengangguk dan masuk kedalam kendaraan.

Kaca spion saya stel,sedemikian rupa hingga tetap dapat memperhatikan proses penangkapan pria ini. Ia diperintahkan mengangkat tangan keatas . Digeledah dan kemudian diperintahkan masuk kedalam mobil. Namun pria ini menunjukkan sikap menolak ,maka kedua tangannya ditelikung kebelakang dan diborgol.Terus di giring masuk kedalam kendaraan Polisi.

[caption id="attachment_312170" align="aligncenter" width="300" caption="nsw police"]

1392463429659114580
1392463429659114580
[/caption]

Saya melihat kendaraan polisi yang membawa pria tadi sudah melaju dan beberapa saat kemudian menghilang dari pandangan mata..Namun yang 2 orang lagi masih tinggal disana Mungkin untuk berjaga jaga,seandainya masih ada komplotan pria tadi.

Polisi BerterimaKasih

[caption id="attachment_322806" align="aligncenter" width="300" caption="doc.pri"]

1392472561289051641
1392472561289051641
[/caption]

Karenamobil yang membawa tersangka tadi sudah meninggalkan lokasi ,saya keluar dari mobil . Hampir bersamaan kedua Polisi yang masih ada disana berjalan mendatangi .Saya kira mau menegor karena tadi sempat melihat sekilas saya menjepret dengan HP saya. Ternyata saya salah .Keduanya memberi salam dengan sopan dan mengatakan  hanya ingin mengucapkan terima kasih,karena sudah menelpon dan memberikan informasi. "We have to say thank you very much for your co-operation ",kata salah satu diantaranya.

Saya katakan,bahwa bukan saya yang menelpon .Pada saat yang sama,PengelolaGymnastic,Mr.Douglas setengah berlari keluar ruangan dan datang menghampiri . Ia mengakui bahwa tadi ia yang menelpon.

Kata Polisi, kami berharap semua warga menjadi informan ,dengan memberitahukan kami,apa saja yang mencurigakan,baik yang didengar ,maupun yang dilihat. Semuanya adalah untuk keselamatan warga. Kami tidak akan mempersulit si penelpon dan tidak akan dibawa bawa ke kantor Polisi. Jadi jangan ragu untuk melaporkan apapun yang bisa mendatangkan bahaya untuk masyarakat.

Tidak sampai 3 menit Polisi yang ditelpon sudah datang

Menurut Douglas, Pengelola Gymnastic,kerja Polisi disini luar biasa. Begitu ia selesai menutup telpon,setelah memberitahukan lokasi tersangka,dalam waktu kurang dari 3 menit Polisi sudah datang.Tidak tahu apakah kebetulan lagi patroli disekitar sana atau memang mereka standby 24 jam.untuk emergency call. Lebih lanjut Douglas juga menceritakan ,bahwa 2 bulan lalu,ketika seorang anak yang lagi berlatih gymnastic terjatuh,ia menelpon ambulance dan dalam waktu kurang dari 3 menit,ambulancenya sudah datang ,lengkap dengan paramedisnya untuk menolong korban.

Ketika saya tanyakan,apakah kalau memanggil ambulance ,kita harus membayar sesuatu? Mata Douglas agak terbelalak,memandang saya. “Sorry…bayar ?” Ah,tidak sama sekali. Itu sudah tugas mereka. Dan kita dilarang untuk memberikan sesuatu,karena mereka sudah dibayar oleh pemerintah”

Saya hanya bisa manggut manggut dan berpikir:” Alangkah baiknya bila dinegeri kita juga bisa seperti disini “.

Catatan penulis:

Selama beberapa tahun domisili di kota Wollongong,belum pernah terdengar ada copet atau perampokan,baik di bus umum ataupun di train. Tentu bukan karena tidak ada orang jahat disini,melainkan karena penanganan keamanan sudah dipersiapkan serapi mungkin,sehingga andaikan ada niat,namun karena semua peluang sudah ditutup rapat,maka tindakan kejahatan tidak jadi dilakukan orang. Semoga petugas dinegara kita bisa mencontohnya.demi untuk Indonesia yang aman dan makmur.

Wollongong,15 Februari ,2014

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun